BMKG Ingatkan Potensi Hujan Petir Terjang Sejumlah Wilayah Hari Ini

Ringkasan
- Nilai tukar rupiah dan IHSG relatif stabil dibandingkan negara lain meski mengalami pelemahan global akibat konflik Iran-Israel.
- Pemerintah terus berupaya meningkatkan kurs dan IHSG melalui kebijakan fiskal dan moneter, serta memonitor kenaikan harga logistik dan minyak.
- Bank Indonesia mengawasi nilai tukar rupiah secara ketat dan akan melakukan intervensi di pasar spot dan non delivery forward untuk menjaga stabilitas.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi hujan lebat disertai angin kencang, kilat, dan petir berpotensi menerjang mayoritas wilayah Indonesia pada Kamis (30/5). Berdasarkan laman resmi BMKG, wilayah yang berpotensi terdampak terjangan hujan disertai petir adalah Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, Riau, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah juga memiliki potensi hujan petir. Kondisi serupa berlaku untuk Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan potensi hujan ini akan terus berlanjut hingga akhir Mei. Setelah itu Indonesia akan masuk dalam kekeringan mulai Juni sampai dengan September 2024.
Kondisi kekeringan ini ditandai setelah 19 zona di wilayah Indonesia masuk musim kemarau dengan sebagian wilayah di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara akan memasuki musim kemarau dalam 30 hari ke depan. Sebelum masuk musim kemarau hujan di sejumlah daerah masih akan terjadi.
“Hujan itu berpotensi berdampak pada bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar, dan longsor," kata Dwikorita.
Dwikorita meminta pemerintah pusat dan pemerintah meningkatkan kesiapsiagaan mengatasi potensi bencana. Perubahan cuaca yang ekstrem menurut dia akan terjadi karena hujan yang masih akan terjadi beberapa waktu ke depan.