Risma Sebut Data Bansos Tak Terdampak Serangan ke Pusat Data Nasional
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan serangan siber pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) tak mengganggu data penerima bantuan sosial atau bansos. Risma mengatakan tak ada gangguan dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Data kami aman, sampai sekarang masih bisa melayani kebutuhan masyarakat dengan baik," kata Risma di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Selasa (2/7) dikutip dari Antara.
Risma juga akan mengikuti arahan soal pencadangan (back up) data. Hal ini agar tidak ada satupun penerima manfaat yang dirugikan apabila terjadi serangan siber.
"Sekali lagi saya minta maaf bagi para hacker, para cracker, kalau ada masalah sedikit, kami akan tahu," katanya.
Pada Mei 2024, terdapat 140.054.921 orang yang terdata dalam DTKS. Angka ini merupakan gabungan dari data awal sebanyak 118.681.953 jiwa dan usulan baru sebanyak 21.372.968 orang.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto menjelaskan, salah satu penyebab Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya diretas yakni penggunaan password yang terdeteksi oleh hacker.
“Dari hasil forensik, kami sudah bisa mengetahui siapa user yang selalu menggunakan password (tertentu), dan akhirnya terjadi permasalahan-permasalahan yang sangat serius ini," kata saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (1/7).
Akibatnya, sejumlah layanan pemerintah seperti imigrasi sempat tak bisa diakses. Masalah ini juga membuka fakta lain: hanya ada 2% data di PDNS Surabaya yang mempunyai back up.
Oleh sebab itu, Hadi akan meminta kementerian dan lembaga akan diwajibkan membuat data cadangan. “Paling tidak ada tiga sampai empat lapis backup ,” kata Hadi.