KPU Siapkan 7 Panelis dalam Debat Kedua Pilkada Jakarta, Ini Profil Lengkapnya
Komisi Pemilihan Umum Jakarta akan menggelar debat kedua Pilkada Jakarta di Ecovention, Ancol, Jakarta Utara pada Minggu (27/10). Mereka juga menyiapkan tujuh panelis dalam debat bertema ekonomi dan kesejahteraan sosial itu.
Dari tema tersebut, ada enam subtema yang ditetapkan yakni infrastruktur terintegrasi, pendidikan dan kesehatan, ketimpangan sosial, ekonomi digital dan UMKM, pariwisawat, serta inflasi.
Salah satu panelis adalah Rektor Intitut Pertanian Bogor (IPB) Prof. dr. Arif Satria. Sedangkan moderator dalam debat yakni presenter Frisca Clarissa dan Rivana Pratiwi.
"Prinsipnya mereka terdiri atas pakar atau ahli di bidang masing-masing, sesuai dengan tema yang diangkat," kata Ketua Divisi Data dan Informasi KPU DKI Jakarta Fahmi Zikrillah pada Sabtu (26/10) dikutip dari Antara.
Berikut profil panelis debat kedua Pilkada hari ini:
Arif Satria
Prof. dr. Aris Satria adalah Rektor IPB sejak 2017. Arif sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB pada 2010 hingga 2017.
Ia merupakan sarjana ekonomi pertanian dari IPB pada 1995. Arif lalu meraih gelar magister sosiologi pedesaan di kampus yang sama pada 1998. Sedangkan gelar doktor diperolehnya dari Departemen Ilmu Sosial Kelautan, Universitas Kagoshima, Jepang pada 2006.
Taufiq Pasiak
Dr. dr. Taufiq Fredrik Pasiak adalah pakar neuroanatomi dan neurosains perilaku di Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta. Ia merupakan dokter jebolan Universitas Sam Ratulangi Manado pada 1996.
Sedangkan gelar spesialis pada biomedik (neuroanatomi) diraih dari Universitas Gadjah Mada pada 2004. Taufiq lalu mendapatkan gelar doktor multidisiplin di bidang neurosains dan spiritual dari UIN Sunan Kalijaga pada 2009.
Timboel Siregar
Timboel Siregar merupakan Koordinator Advokasi Jaminan Sosial BPJS Watch. Sebelumnya, Timboel juga sempat jadi panelis pada debat terakhir Pemilihan Presiden 2024.
Ia merupakan alumni Jurusan Statistika IPB. Selain aktif di BPJS Watch, Timboel juga merupakan Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI).
Dimas Oky Nugroho
Dimas adalah akademisi sekaligus pegiat wirausaha sosial. Ia pernah menjadi dosen Ilmu Politik di Universitas Airlangga pada 2006 hingga 2008.
Dimas juga pernah menjadi Staf Khusus Kepala Staf Presiden pada 2017 hingga 2018 dan Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri pada 2018 hingga 2019.
Ia merupakan sarjana Ilmu Politik dari Unair pada 2001. Setelah itu, Dimas meraih gelar magister dalam bidang Politik Internasional dari Universitas Glasgow pada 2005. Gelar doktor bidang politik didapatkannya dari University of New South Wales, Australia pada 2016.
Felicia Putri Tjiasaka
Felicia adalah pengusaha bidang keuangan sekaligus konten kreator di bidang investasi. Ia merupaan Co-Founder Ternak Uang, platform konten edukasi investasi.
Sebelum membuat usaha sendiri, ia pernah berkarir sebagai analis riset ekuitas di Sucor Sekuritas serta CLSA pada 2016 hingga 2020.
Tauhid Ahmad
Tauhid adalah Direktur Eksekutif di Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF. Ia meraih gelar S1 serta S3-nya di IPB. Sedangkan gelar Magister Ilmu Ekonomi didapatkannya dari Universitas Indonesia.
Dia mengawali karir sebagai peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta. Tauhid juga pernah bekerja di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai staf ahli.
M Imdadun Rahmat
M Imdadun Rahmat adalah Deputi 2 Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Sebelumnya, Imdadun pernah menjabat sebagai Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada 2012 hingga 2017.
Pria kelahiran Rembang, 6 Juli 1971 itu merupakan alumni Fakultas Tarbiyah Insititut Agama Islam Al Aqidah, Jakarta pada 2000. Ia lalu melanjutkan studi bidang Politik dan Hubungan Internasional Timur Tengah di UI dan mendapatkan gelar Magister pada 2003.
Imdadun juga merupakan doktor di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM pada 2016. Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada 2010 hingga 2021.