Sektor Manufaktur Masih Lesu pada Oktober, Pabrik Pilih Pangkas Pekerja
Lembaga Pemeringkat S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index atau PMI manufaktur Indonesia berada di zona kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Hal ini berdampak pada keputusan perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja mereka di pabrik karena lesunya permintaan.
S&P Global mencatat, PMI manufaktur Indonesia pada bulan lalu di angka 49,2, tidak berubah dibandingkan September 2024 yang menunjukkan penurunan pada operasional. Hal ini sering dengan penurunan permintaan pasar akibat kemampuan membeli para klien yang semaki turun.
“Panelis mencatat aktivitas pasar kurang bergairah, yang dalam beberapa kasus berkaitan dengan ketidakpastian geopolitik yang menyebabkan klien waspada dan tidak bergerak," ujar Paul Smith, Economics Director S&P Global Market Intelligence dalam siaran pers, Jumat (1/11).
Lembaga ini mencatat, ketidakpastian geopolitik menyebabkan penurunan delapan bulan berturut-turut pada permintaan ekspor baru. Kondisi bisnis yang lesu mendorong perusahaan untuk mengurangi karyawan di pabrik mereka rata-rata hingga tiga kali dalam empat bulan terakhir.
Meski ada penurunan jumlah tenaga kerja di pabrik, penumpukan pekerjaan turun selama lima bulan berturut-turut. Perusahaan mencatat dapat dengan nyaman menangani beban kerja secara keseluruhan dan mengisyaratkan bahwa persediaan barang jadi meningkat.
Sementara itu, aktivitas pembelian terus turun. Penurunan terkini berkaitan dengan tren lemah pada permintaan baru dan produksi. Dengan permintaan yang menurun, kinerja rata-rata vendor membaik pertama kalinya sejak Mei.
Sementara itu, inflasi di tingkat prosesn turun pada Oktober hingga posisi terendah sejak Agustus 2023. Namun, tingkat inflasi secara keseluruhan masih tinggi dan mendorong perusahaan menaikkan biaya meski tipis.
Meski kondisi manufaktur lesu dalam empat bulan terakhir, para pelaku industri masih optimistis kondisi pasar akan segera stabil seiring ketidakpastian geopolitik berkurang pada bulanbulan mendatang. Namun demikian, optimisme pelaku bisnis ini sebenarnya turun sejak bulan September hingga ke posisi terendah dalam empat bulan dan di bawah rata-rata historis.