Standard Chartered Indonesia Pimpin Diskusi Strategis Kunjungan Presiden Prabowo

Uji Sukma Medianti
Oleh Uji Sukma Medianti - Tim Publikasi Katadata
1 Desember 2024, 15:15
Standard Chartered Indonesia mendukung serangkaian pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung saat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris belum lama ini. \
Istimewa
Standard Chartered Indonesia mendukung serangkaian pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung saat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris belum lama ini. \
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Standard Chartered Indonesia mendukung  serangkaian pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung saat kunjungan kenegaraan Presiden  Prabowo Subianto ke Inggris belum lama ini. 

Pada kunjungan yang berlansung selama tanggal 20 – 22 November 2024 tersebut, telah  berlangsung sejumlah diskusi penting yang diantara lain membahas tentang carbon market,  peluang investasi dan climate financing

Pada 20 November 2024, Standard Chartered Indonesia, Pemerintah Inggris dan Irlandia  Utara, serta Kamar Dagang Inggris-Indonesia (BritCham) menggelar sebuah roundtable di London  untuk membahas peluang pasar karbon di Indonesia.

Acara tersebut dibuka oleh Cluster CEO, Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei and the  Philippines), Standard Chartered, Rino ‘Donny’ Donosepoetro, dan diikuti sejumlah keynote dari Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo dan Menteri Bidang Iklim di  bawah Departemen Keamanan Energi dan Net Zero, Pemerintah Inggris Raya Kerry McCarthy.

Diskusi roundtable yang dimoderatori oleh Head of Carbon Market  Development, Standard Chartered, Chris Leeds, antara lain membahas skala peluang pasar karbon di  Indonesia, termasuk harga dan volume kredit, cara membuka peluang tersebut melalui  pengembangan kebijakan dan peraturan, serta kolaborasi antara sektor publik dan swasta. 

Adapun, keterlibatan Rino ‘Donny’ Donosepoetro, dalam  kapasitasnya sebagai Ketua BritCham. Ajang ini mempertemukan para CEO dari 19 perusahaan  Inggris terkemuka untuk mendengar langsung dari Presiden Prabowo mengenai prioritasnya untuk mendorong investasi dan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Pertemuan ini juga  sekaligus menjajaki bidang-bidang dimana kerja sama antar industri bisa berlangsung secara lebih  lanjut, peluang investasi dan bagaimana mencapai pertumbuhan berkelanjutan.

Dalam CEO Roundtable yang digelar satu hari setelahnya itu, turut menarik minat komunitas bisnis di Inggris terhadap berbagai sektor prioritas di Indonesia  termasuk transisi energi, infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.

Selain itu, ajang ini juga menjadi  peluang penting bagi pemerintah Indonesia untuk menunjukkan komitmennya dalam  meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan komitmen yang dibuat dalam  pertemuan tersebut, acara ini terbilang sukses dalam memperkuat hubungan ekonomi antara  Indonesia dan Inggris. 

Keterlibatan dalam ajang Indonesia Investment Forum 

Standard Chartered juga turut  terlibat dalam diskusi panel bertajuk “Memanfaatkan Potensi Indonesia dalam Industri Hilir dan  Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan”.

Diskusi panel tersebut berlangsung pada  acara tahunan Indonesia Investment Forum di London yang diselenggarakan oleh Indonesia  Investment Promotion Center (IIPC) dan KBRI Inggris.

Dalam forum tersebut, Donny  menggarisbawahi perkembangan sektor-sektor prioritas di Indonesia – antara energi terbarukan,  kendaraan listrik (EV), dan industri hilir, yang menunjukkan komitmen Indonesia terhadap  transformasi ekonomi sekaligus upayanya mencapai target net-zero pada tahun 2060.

Donny juga  menyoroti bahwa ambisi ini memang merupakan hal yang mendesak, karena kebutuhan energi  negara di Indonesia diproyeksikan akan tumbuh sebesar 42 persen pada 2030, sehingga  diperlukan percepatan peralihan menuju solusi berkelanjutan.

Indonesia membutuhkan investasi sebesar US$235 miliar pada 2030 untuk dapat bertransisi ke bauran energi yang lebih bersih. Sementara itu, industri hilir di Indonesia harus mampu menarik investasi sebesar US$600 miliar untuk  mengolah 26 komoditas utama seperti nikel, tembaga, dan timah.

Sektor-sektor ini memegang  peranan penting untuk masa depan perekonomian Indonesia, namun kerap menemui sejumlah  kendala, terutama dalam mendapatkan pendanaan, mendorong penyelarasan kebijakan, dan  memastikan pembangunan berkelanjutan. 

"Keterlibatan kami dalam rangkaian acara  ini merupakan cerminan komitmen Standard Chartered untuk memfasilitasi pertumbuhan  berkelanjutan," ungkapnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...