Golkar Institute: 67,3 % Masyarakat Indonesia Rasakan Dampak Masalah Lingkungan
Riset terbaru yang dikeluarkan Golkar Institute menemukan permasalahan lingkungan hidup menjadi isu yang diperhatikan langsung oleh masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Faculty Chair, Golkar Institute, Mulya Amri, mengatakan berdasarkan survei terhadap 1.200 responden sebanyak 67,3% menyatakan pernah merasakan dampak langsung dari permasalahan lingkungan hidup.
"Apakah anda mengalami masalah lingkungan hidup? Ternyata kami, itu antara yang menjawab cukup sering dan sangat sering ada 18,1%," ujar Mulya dalam konferensi pers virtual, Senin (2/12).
Mulya merinci, untuk responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 49,2%. Dengan begitu bila ditambah dengan 18,1% responden yang sering dan sangat sering mendapatkan dampak maka sebanyak 67,3% atau lebih dari setengahnya merasakan dampak dari permasalahan lingkungan.
Kemudian, ketika ditanya seberapa jauh masalah lingkungan hidup mengganggu kehidupan sebanyak 30,6% responden menjawab bahwa masalah ini sangat mengganggu atau cukup mengganggu mereka. Angka ini menurut Mulya menggambarkan hampir sepertiga dari responden merasa terpengaruh oleh isu lingkungan secara signifikan.
"Ini tidak menghitung yang agak mengganggu sedikit. Jadi memang betul-betul yang kita menganggap ini orang-orang ini merasa terganggu, itu kan hampir sepertiga," ujarnya.
Jika dilihat berdasarkan kelompoknya, yang paling merasakan dampak langsung dari isu lingkungan hidup ini adalah masyarakat kelas menengah, terutama generasi muda. Atas alasan itu Mulya mengatakan persoalan lingkungan hidup harus menjadi perhatian bersama dan tidak bisa dipandang sebagai masalah elit.
Lebih jauh ia mengatakan isu yang paling banyak mendapat perhatian adalah meningkatnya suhu di bumi. Lebih dari 50% responden menjawab bahwa suhu lebih meningkat atau menjadi lebih panas.
Selain itu, masalah sampah dan polusi udara juga menjadi perhatian utama. Sekitar 28 hingga 35% responden merasa sering atau sangat terganggu dengan sampah yang tidak terkelola dengan baik, serta pencemaran udara yang mengganggu kualitas hidup masyarakat.
Sedangkan jika dilihat berdasarkan usia dan faktor ekonomi, kelompok umur 17-30 tahun lebih sering merasakan masalah lingkungan jika dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua. Begitu juga dengan masyarakat kelas ekonomi bawah lebih sering menghadapi masasalh lingkungan dibanding kelas ekonomi atas.