Menuju Adeging Mangkunegaran 2025, dari Lari Hingga Royal Dinner
Pura Mangkunegaran kembali menggelar Adeging Mangkunegaran untuk memperingati hari jadi ke-268. Seperti tahun-tahun sebelumnya, hajatan besar ini memadukan pagelaran musik hingga olahraga yang terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat.
Setidaknya ada lima acara yang akan berlangsung dalam rangkaian Adeging Mangkunegaran ke-268. Pertama, Sumunar Mangkunegaran. Acara ini bertujuan memperkenalkan kekayaan budaya Mangkunegaran kepada masyarakat melalui berbagai pertunjukan seni dan budaya
Kedua, Mangkunegaran MakaN-MakaN. Acara ini merupakan festival kuliner yang melibatkan pelaku UMKM dari Solo dan sekitarnya, yang juga memperkenalkan hidangan khas Mangkunegaran.
Ketiga, event olahraga Mangkunegaran Run in Solo yang akan diikuti ribuan pelari dengan rute melintasi ikon-ikon kota Solo, bertujuan mempromosikan gaya hidup sehat dan pariwisata kota.
Rangkaian acara selanjutnya yakni konser Mangkunegaran Laras Hati. Ini merupakan acara festival musik yang menghadirkan artis ternama Indonesia yang akan memberikan hiburan bagi masyarakat dan wisatawan.
Kemudian rangkaian ini ditutup dengan Royal Dinner Mangkunegaran yakni jamuan makan malam eksklusif yang menawarkan pengalaman kuliner istimewa dalam suasana kerajaan.
Untuk mengadakan acara ini, Pura Mangkunegaran bekerjasama dengan Katadata Indonesia dan Yayasan DNC serta berbagai sponsor.
Adeging Mangkunegaran ke-267 yang digelar tahun sebelumnya telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dan kota Solo.
Acara ini berhasil meningkatkan pariwisata dengan mendatangkan banyak wisatawan, yang secara langsung memberikan dampak positif pada sektor ekonomi lokal, termasuk perhotelan, transportasi, dan perdagangan.
Di sisi lain, melalui festival kuliner, Adeging Mangkunegaran juga melibatkan UMKM lokal untuk mempromosikan produk mereka, meningkatkan pendapatan, dan memperluas jaringan bisnis.
Selain itu, acara ini juga berperan dalam melestarikan budaya Jawa, sebagaimana ditekankan oleh KGPAA Mangkunegara X, yang menyatakan bahwa kebudayaan harus terus berkembang agar relevan bagi generasi muda.
Dengan efek berganda yang dihasilkan, perayaan ini menjadi motor penggerak ekonomi, sosial, dan budaya, serta memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat Solo.