Perayaan Adeging Mangkunegaran: Tradisi Bertemu Modernitas

Ringkasan
- Draf RUPTL 2025-2035 telah disetujui oleh Menteri ESDM, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN, dan diperkirakan akan terbit dalam waktu satu bulan. RUPTL ini disusun dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penurunan emisi karbon dan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia.
- Pemerintah menargetkan kapasitas listrik sebesar 71 gigawatt, dengan 70% berasal dari energi terbarukan. Target porsi EBT ini sedikit menurun dibandingkan rencana PLN sebelumnya yang menargetkan 75%.
- Kementerian ESDM menargetkan penambahan kapasitas PLTP sebesar 5,2 GW hingga 2035. Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,74 GW dan diharapkan dapat melampaui Amerika Serikat dalam kapasitas PLTP terpasang.

Perayaan hari jadi Mangkunegaran, atau yang dikenal sebagai Adeging Mangkunegaran, kembali menjadi sorotan sebagai perpaduan tradisi dan modernitas.
Dalam dua tahun terakhir, yakni perayaan ke-266 tahun 2023 dan ke-267 tahun 2024, festival ini konsisten menyuguhkan festival kuliner dan musik yang menampilkan kekayaan budaya lokal sekaligus merangkul generasi masa kini.
Tak hanya menjadi momentum untuk mengenang perjalanan sejarah, tetapi juga mewujudkan nilai-nilai luhur yang terus hidup hingga kini.
Empat pilar utama yang menjadi pondasi dari perayaan Adeging Mangkunegaran antara lain, berbagi berkat, menghadirkan kebahagiaan dan rasa syukur, mempererat komunitas dan memperkuat tradisi dan keberlanjutan budaya.
Pilar berbagi berkat diwujudkan dengan menjadikan perayaan Adeging Mangkunegaran sebagai wadah untuk menghadirkan kuliner tradisional dan pementasan seni yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
Berkat tidak hanya hadir dalam bentuk materi namun juga kesempatan untuk merasakan budaya Mangkunegaran.
Pura Mangkunegaran juga menjadi sarana berkumpulnya masyarakat dari berbagai kalangan. Interaksi yang tercipta menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas sosial yang menjadi pilar ketiga.
Sebagai pusat kebudayaan, Mangkunegaran terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar tradisinya.
Setiap elemen festival, mulai dari makanan khas hingga musik tradisional dan modern, menjadi simbol keberlanjutan budaya. Regenerasi generasi muda yang ikut serta dalam festival ini juga memastikan bahwa tradisi tetap hidup dan relevan di masa depan.
Festival Kuliner: Peningkatan UMKM dan Menu Andalan
Pada perayaan ke-266 tahun 2023, Festival Kuliner diikuti oleh lebih dari 60 UMKM dari Solo dan kabupaten lain di Jawa Tengah.
Acara ini memikat lebih dari 20.000 pengunjung, yang dimanjakan dengan sajian khas Nusantara, termasuk sate kere Yu Marni, nasi liwet Bu Par, es dawet Bu Dermi dan nasi langgi Mak Nyus.
Adapun dalam perayaan ke-267 pada tahun 2024, jumlah UMKM yang terlibat meningkat menjadi 80 UMKM, menunjukkan antusiasme yang semakin besar.
Sajian khas Solo tetap menjadi daya tarik utama, melanjutkan tradisi kuliner yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Festival Musik: Variasi Artis Lintas Generasi
Festival musik dalam rangka Adeging Mangkunegaran ke-266 pada 2023 menghadirkan musisi ternama lintas generasi, seperti RAN, Marion Jola, Vina Panduwinata, Diskoria dan Endah Laras, serta tribute kepada Didi Kempot.
Penampilan spesial oleh Brigitta Hardi bersama Paduan Suara Mahasiswa Voca Erudita Universitas Sebelas Maret Surakarta menambah nuansa budaya yang khas.
Sementara pada perayaan ke-267 tahun 2024, lineup musisi berubah dengan hadirnya nama-nama besar seperti, Yura Yunita, Kahitna, Tipe-X, Sisitipsi dan FSTVLST. Pemilihan artis ini mencerminkan upaya menyatukan generasi dan memperluas daya tarik festival.
Kolaborasi untuk Melestarikan Kebudayaan
Festival Musik dan Kuliner Laras Hati Mangkunegaran merupakan hasil kolaborasi antara Mangkunegaran, Katadata Indonesia dan pihak-pihak lainnya. Acara ini dirancang untuk melestarikan budaya Jawa dalam format yang relevan dan menarik bagi generasi muda.
Simbol Sinergi Tradisi dan Modernitas
Dua tahun perayaan ini menjadi bukti bahwa tradisi dapat terus hidup dan berkembang tanpa kehilangan esensinya. Dengan kombinasi kuliner, musik, dan partisipasi aktif UMKM, Festival Musik dan Kuliner Laras Hati Mangkunegaran menjadi simbol sinergi antara warisan budaya dan semangat modernitas yang terus menginspirasi masyarakat luas.
Di samping itu, pengalaman mencicipi hidangan, menikmati pementasan seni, berkunjung ke Pura Mangkunegaran dan berkumpul atau berkomunitas inilah yang kemudian menghadirkan rasa bahagia dan syukur sesuai dengan pilar kedua yakni menyebarkan kebahagiaan serta rasa syukur.