Prabowo Jelaskan Alasan RI Ingin Masuk OECD dan BRICS, Singgung Posisi Non Blok

Ameidyo Daud Nasution
14 Februari 2025, 10:47
prabowo, brics, oecd
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wpa/nz.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/2/2025).

Ringkasan

  • YMTP, Promax Digital, Earth Exchange, dan Mother Earth Foundation bekerja sama untuk proyek mitigasi iklim di Indonesia.
  • Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konservasi, rehabilitasi, dan mitigasi perubahan iklim, serta memberikan solusi pembiayaan berkelanjutan melalui pembelian token dan NFT.
  • Proyek akan memprioritaskan pengembangan silvofishery dan partisipasi masyarakat dalam pasar karbon melalui pembelian token yang mewakili jejak karbon.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia berusaha untuk bergabung dengan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan anggota BRICS secara sekaligus.

Prabowo menjelaskan, keinginannya ini merupakan upaya Indonesia untuk tak memihak kelompok mana pun dan non-blok. Indonesia juga ingin menjadi anggota Forum Indo-Pasifik hingga Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

"Pendekatan (non-blok) ini memandu partisipasi Indonesia dalam banyak organisasi internasional," kata Prabowo saat berbicara dalam World Goverment Summit 2025 melalui sambungan video conference dari kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, Kamis (13/2) dikutip dari Antara.

Prabowo mengatakan keberadaan forum merupakan cara untuk berdialog dan menghindari permusuhan. Ia menjelaskan, Indonesia menerapkan politik bebas aktif dan tak berpihak kepada Amerika Serikat maupun Cina.

"Kami berusaha untuk mendengarkan sebanyak yang kami katakan, menjalin kemitraan berdasarkan kepercayaan," katanya.

Prabowo juga mengutarakan keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai penjaga stabilitas serta jadi jembatan negara maju dan negara berkembang. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia harus mampu menjaga stabilitas domestiknya.

"Termasuk kontribusi kami terhadap stabilitas global terkait dengan kekuatan kami, ketahanan kami sendiri, serta kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial bangsa dan rakyat kami," katanya.

World Government Summit merupakan konferensi tingkat tinggi yang digelar rutin tiap tahun oleh Uni Emirat Arab (UEA) di Dubai. Untuk pertemuan tahun ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...