SBY Komentar Langkah Negosiasi Prabowo dalam Hadapi Tarif Trump

Ade Rosman
8 April 2025, 17:52
Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) berbincang dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) saat menghadiri Gelar Griya di Istana Kepresidenan,
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.
Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) berbincang dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) saat menghadiri Gelar Griya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/3/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai langkah Presiden Prabowo Subianto sudah tepat dalam menghadapi tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat yang diputuskan Presiden AS Donald Trump.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengatakan negosiasi diperlukan untuk menghadapi masalah tersebut.

"Kebijakan dan langkah-langkah yang dijalankan oleh pemerintah menghadapi 32% tarif yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump, saya nilai baik dan tepat. Lebih memilih negosiasi daripada retaliasi," kata SBY melalui cuitan di akun X pribadinya @SBYudhoyono, Selasa (8/4).

SBY menyebut langkah yang diambil Prabowo itu sebagai 'dual track strategy'.

"Yaitu melakukan komunikasi dengan para pemimpin ASEAN dan secara simultan mengirimkan tim negosiasi yang kuat ke Washington DC juga tepat," kata dia.

SBY menjelaskan, ASEAN bukan hanya telah menjadi 'economic community', tetapi di tengah tantangan berat untuk menembus pasar di banyak negara, ekonomi ASEAN merupakan sandaran dan pasar bersama di sub kawasan ini.

"Tindakan otoritas moneter dalam keterpaduannya dengan otoritas fiskal untuk menjaga dan mengamankan nilai tukar rupiah serta saham-saham Indonesia, menurut saya memang diperlukan," kata dia.

Menurutnya, jika di tengah gonjang ganjing pasar saham dan mata uang hanya diserahkan pada mekanisme pasar semata, bisa jadi nilai saham dan rupiah kita diganjar secara berlebihan, sehingga menembus batas toleransi psikologis. "Kita punya banyak pengalaman tentang hal ini di masa lalu," kata SBY.

SBY menyarankan agar pemerintah terus melakukan upaya gigih untuk menjaga ekonomi Indonesia, di tengah makin tinggi dan makin meluasnya intensitas perang tarif di dunia. Ia mengukur, perang dagang yang baru saja dimulai di tingkat global, bisa berlangsung lama.

"Karenanya, pertama, kita harus mampu mencegah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia (sekecil apa pun). Dan, kedua, kita harus membuat ekonomi kita makin berketahanan (resilient) di masa depan," katanya.

Dalam cuitannya itu, SBY menyatakan mendukung upaya pemerintah untuk terus memperkuat fundamental ekonomi serta meningkatkan daya saing barang dan jasa yang dihasilkan dalam negeri.

Selain itu, ia juga mendukung upaya untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan agar masyarakat memiliki penghasilan dan daya beli yang makin tinggi. Serta upaya untuk menjaga keamanan fiskal kita agar tetap sehat, termasuk pengendalian utang negara.

"Kita harus bergerak cepat, namun harus bisa berlari jauh. Insya Allah tantangan berat yang kita hadapi ini, akan menjadi peluang baik bagi masa depan ekonomi kita," kata SBY.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ade Rosman
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan