Top News: IHSG Menuju Level 8.000 dan Free Float COIN 43% Usai IPO

Agus Dwi Darmawan
14 Agustus 2025, 08:30
Logo PT IndoKripto Koin Semesta Tbk. di dinding lobby kantor emiten berkode COIN.
PT Indo Kripto Semesta Tbk (COIN)
Top News: Free Float COIN Melonjak dan IHSG Naik dan Crossing
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Selamat datang di ringkasan berita terpopuler yang terjadi kemarin. Kami hadirkan Top News Katadata.co.id berisi lima berita yang paling banyak diakses, mencakup perkembangan pasar yang patut Anda simak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat signifikan 1,3%, mendekati level 8.000. Ini menjadi awal yang baik untuk memahami dinamika ekonomi terkini.

Berita kemarin juga menyoroti lonjakan free float saham COIN hingga 43% pasca-IPO, memunculkan pertanyaan mengenai strategi manajemen. Selain itu, Telkom Indonesia (TLKM) direncanakan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mempersiapkan pergantian pengurus. Para analis pun telah merilis daftar saham pilihan mereka, seperti BBRI, RATU, WIFI, dan GOTO yang menjadi rekomendasi utama.

Tidak kalah menarik, perbandingan kinerja emiten kawasan industri konglomerasi seperti KIJA, DMAS, dan SSIA juga menjadi sorotan, memicu diskusi siapa yang unggul di sektor tersebut. Berbagai peristiwa penting ini mencerminkan dinamika investasi dan bisnis yang berlangsung. Ringkasan ini akan memberikan Anda gambaran komprehensif tentang peristiwa-peristiwa penting tersebut.

Free Float Saham COIN Melonjak Jadi 43% Usai IPO, Apa Penjelasan Manajemen?

Lonjakan drastis porsi saham publik (free float) emiten teknologi kripto PT Indo Kripto Semesta Tbk (COIN) menjadi perhatian pasar, melonjak signifikan dari 15% saat penawaran umum perdana (IPO) menjadi 43,05%.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor terkait penyebabnya, terutama karena free float umumnya merujuk pada saham yang dimiliki publik kurang dari 5% per individu, tidak termasuk pemegang saham pengendali atau direksi. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa dari total 14,70 miliar saham tercatat per akhir Juli 2025, sebanyak 6,33 miliar di antaranya kini dikategorikan sebagai free float.

Direktur Keuangan COIN, Abraham Nawawi, menjelaskan bahwa kenaikan free float ini bukan karena penjualan saham, melainkan hasil rekategorisasi sesuai Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-A.

Aturan tersebut mengklasifikasikan seluruh pemegang saham dengan kepemilikan di bawah 5% sebagai saham masyarakat, asalkan bukan pengendali, afiliasi, komisaris, direksi, atau saham treasury. Uniknya, Abraham juga menegaskan bahwa para pemegang saham di bawah 5% tersebut tidak ada yang menjual sahamnya sesuai prospektus IPO, namun kapan sebenarnya periode lock-up mereka berakhir dan mereka bisa mulai berpotensi menjual?. Baca berita selengkapnya

IHSG Naik 1,3% Menuju Level 8.000, BEI Catat Crossing Saham CDIA, BRMS dan AADI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,30% ke rekor tertinggi sepanjang masa 7.892 pada penutupan perdagangan Rabu (13/8), didorong oleh nilai transaksi saham mencapai Rp 21,07 triliun. Kenaikan signifikan ini juga didukung oleh kapitalisasi pasar yang mencapai Rp 14.233 triliun, dengan 346 saham menguat dan sembilan dari sebelas sektor terpantau naik, dipimpin oleh sektor teknologi. Sentimen positif ini sejalan dengan menguatnya bursa saham utama di Asia.

Di tengah lonjakan IHSG, terjadi sejumlah transaksi crossing besar, termasuk pada saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), sementara saham-saham teknologi seperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mencatat kenaikan signifikan.

Beberapa saham juga menjadi top gainers, seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), meskipun ada juga yang terkoreksi seperti PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Untuk mengetahui rincian lengkap saham-saham yang menjadi pendorong utama dan implikasi lebih lanjut dari pencapaian rekor ini, bacalah analisis selengkapnya.. Baca berita selengkapnya

Adu Kinerja Emiten Kawasan Industri Konglomerasi KIJA, DMAS, SSIA, Siapa Unggul?

Perusahaan pengembang kawasan industri membukukan kinerja yang beragam selama semester pertama tahun 2025, sebagaimana dilaporkan untuk transparansi keuangan. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menorehkan kenaikan laba bersih signifikan sebesar 523,54% menjadi Rp 310,65 miliar, didorong oleh lonjakan penjualan dan pendapatan jasa. Penjualan tanah matang menjadi kontributor utama pendapatan KIJA pada periode ini.

Sebaliknya, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mencatat penyusutan laba bersih sebesar 46,09% menjadi Rp 433,01 miliar, meskipun segmen industri masih mendominasi pendapatannya. Sementara itu, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membukukan rugi Rp 32,34 miliar, berbalik dari laba tahun sebelumnya, akibat penurunan pendapatan dan peningkatan beban dari entitas ventura bersama. Mengingat variasi kinerja yang drastis ini, apa faktor utama di balik hasil yang sangat berbeda untuk setiap perusahaan?. Lanjut baca berita

Daftar Saham Pilihan Analis Hari Ini: BBRI, RATU, WIFI dan GOTO Jadi Rekomendasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (13/8) setelah mencetak kenaikan harian tertinggi sepanjang tahun ini. Proyeksi ini didukung sinyal teknikal bullish seperti golden cross pada indikator MACD dan potensi pengujian level resistance berikutnya. Analis BinaArtha Sekuritas memprediksi IHSG dapat mencapai 8.025, sementara Phintraco Sekuritas menargetkan 7.910.

Pergerakan IHSG juga dipengaruhi rilis data inflasi AS yang dapat memengaruhi kebijakan moneter The Fed. Sejumlah sekuritas terkemuka telah mengeluarkan daftar saham pilihan mereka untuk perdagangan hari ini, lengkap dengan rekomendasi level support dan resistance. Ingin tahu saham-saham mana saja yang direkomendasikan para analis untuk potensi keuntungan?. Klik link berita berikut untuk membaca kelanjutannya. 

Telkom Indonesia (TLKM) Bakal Gelar RUPSLB, Siapkan Pergantian Pengurus

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 September 2025 dengan agenda utama perubahan jajaran pengurus perseroan.

Agenda ini menjadi perhatian lantaran pada tahun yang sama, manajemen telah melakukan pergantian direksi melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Maret 2025 lalu. Dalam RUPST tersebut, Dian Siswarini resmi diangkat sebagai Direktur Utama Telkom, menggantikan Ririek Adriansyah, dan Muhammad Awaluddin ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama.

Selain itu, RUPST juga mengukuhkan Angga Raka Prabowo sebagai Komisaris Utama Telkom, menggantikan Bambang Brodjonegoro yang mengundurkan diri untuk fokus pada jabatan barunya di Asian Development Bank Institute (ADBI).

Perubahan kepemimpinan ini menunjukkan dinamika signifikan dalam struktur korporasi Telkom Indonesia yang merupakan salah satu BUMN strategis. Ingin tahu lebih detail mengenai susunan lengkap dewan komisaris dan direksi Telkom serta implikasinya terhadap arah perusahaan ke depan?. Baca berita selengkapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Aryo Widhy Wicaksono

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...