Prabowo soal 1 Anak Dapat 1 Lele MBG: Lebih Bagus Dibanding saat Saya Tentara
Kepala Badan Gizi Nasional atau BGN Dadan Hindayana melapor kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa satu anak bisa mendapatkan satu lele dalam program Makan Bergizi Gratis alias MBG.
Dadan bercerita kapasitas pembelian bahan pangan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG terbilang masif. Sebab, setidaknya dalam satu porsi menu MBG, SPPG membutuhkan 200 kilogram beras, 350 kilogram sayur, 150 sisir pisang atau setara 15 pohon pisang.
Contoh lainnya, SPPG mendapat pasokan lele dari dua kolam atau sedikitnya 3.000 ekor lele untuk menu protein tiap siswa.
Prabowo kemudian bertanya terkait lele. “Sebanyak 3.000 lele sehari itu di setiap SPPG?” tanya dia kepada Dadan saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12), dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (16/12).
“Satu SPPG, Pak” jawab Dadan.
“Berarti satu anak makan satu lele,” Prabowo bertanya kembali.
“Satu lele. Betul Pak,” jawab Dadan.
“Lebih bagus dari waktu (saat) saya (menjadi) tentara dulu,” kata Prabowo sembari “Lelenya dipotong kecil-kecil itu (dulu).
Dadan pun mengatakan, dalam penyajian lele, kepalanya saja yang dibuat, sedangkan bagian badannya satu utuh diberikan kepada setiap anak yang menjadi penerima MBG.
Selain itu, Kepala BGN mengatakan satu ekor sapi dipotong untuk satu SPPG. Jadi, jika pada akhir tahun ada 19 ribu SPPG, maka ada 19 ribu sapi yang dipotong per hari untuk program MBG.
“Kalau empat kali sebulan (ada menu daging sapi), bisa dikalikan Pak,” ujar Dadan. Ia juga berkonsultasi dengan Direktorat Jenderal atau Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian alias Kementan, bahwa cadangan sapi nasional untuk mengantisipasi program MBG.
BGN Habiskan 3.000 Ton Telur per Hari untuk MBG Saat Prabowo Ulang Tahun
Dadan juga bercerita bahwa ketika Presiden Prabowo Subianto berulang tahun pada 17 Oktober, menu MBG yang disajikan merupakan favorit Kepala Negara yaitu nasi goreng dan telur ceplok. Saat itu, serapan telur naik dari 2.100 ton menjadi 3.000 ton.
“Tahun depan, kalau Bapak ulang tahun, butuh 83 juta butir telur sehari. Itu artinya, 5.000 ton per hari,” kata Dadan.
“Ya, tidak perlu telur ceplok. Nasi goreng dengan ikan saja,” kata Prabowo merespons Kepala BGN.
Dalam rapat itu, Dadan memang mengatakan BGN memerintahkan SPPG untuk tidak menggunakan komoditas pangan tertentu yang mengalami gejolak harga.
"Kalau permintaan telur dan daging ayam terlalu tinggi, kami bisa memberikan instruksi kepada SPPG agar menggunakan protein lain. Contohnya bulan ini, ikan," kata Dadan.
Sebaliknya, jika komoditas pangan turun harga karena kelebihan produksi, SPPG akan menyerap sebagai bahan baku dalam menu MBG. Misalnya, BGN memerintahkan SPPG memasak menu menggunakan kentang satu hari dalam seminggu, saat harganya turun.
Oleh karena itu, Dadan meminta agar BGN diinformasikan jika ada bahan pangan yang mengalami tekanan harga, atau bahkan tidak laku dengan harga pasaran.
"Saya kira nanti di daerah-daerah bagi yang mendapat tekanan harga dan ada tidak laku, hanya perlu menginformasikan ke BGN supaya kami bisa instruksikan ke SPPG agar bisa menstabilkan harga karena kapasitas pembelian SPPG (untuk MBG) cukup masif Pak," kata Dadan.
