Sepi Penumpang, Kemenhub Akan Bahas Soal Subsidi LRT dengan Kemenkeu
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi masih mengkaji jadwal pengoperasian Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodetabek rute Cawang-Cibubur yang awalnya ditargetkan pada Oktober 2019. Kementerian Perhubungan berencana melakukan koordinasi dulu dengan Kementerian Keuangan.
"Kalau dari segi teknis dari Cibubur sampai Cawang dimungkinkan Oktober. Tapi kami akan koordinasi dengan Kementerian keuangan bagaimana subsidinya," kata Budi saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (15/9).
Pembahasan tersebut menyangkut efektivitas pemberian subsidi. Pasalnya, Kementerian Perhubungan mendapat masukan yang menilai pengoperasian koridor tersebut akan sepi penumpang. Budi tak ingin subsidi itu pada akhirnya tidak memberi dampak signifikan.
Selain itu, ia juga masih akan mengevaluasi terkait koridor LRT dari Cibubur sampai Dukuh Atas. Usai evaluasi ini, Kementerian baru akan memutuskan kapan LRT dapat beroperasi. "Dalam satu minggu ini akan kita putuskan," ucap Budi.
(Baca: Kas Adhi Karya Minus Rp 2,5 Triliun Akibat Proyek LRT Jabodebek)
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno sebelumnya menetapkan LRT rute Cibubur-Cawang akan beroperasi pada Oktober 2019. Namun, pada saat rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada Jumat lalu, target tersebut mundur.
Budi mengatakan, operasional LRT tersebut bisa dilakukan setelah ruas Cibubur sampai Dukuh Atas selesai. Sementara, saat ini rute tersebut belum sepenuhnya rampung.
Rute Cawang-Cibubur penyelesaiannya di atas 90%. Sementara, Bekasi-Cawang baru 80%, bahkan Depo 20%. Terakhir, Cawang-Dukuh Atas sekitar 60%. Targetnya, rute Cawang-Dukuh Atas bisa selesai pada 2021. Lalu, penyelesaian rut eke Bekasi rampung pada 2022.
Meskipun tidak dapat digunakan secara komersial pada Oktober, namun pelaksanaan uji coba masih tetap dapat dilakukan. “Kami upayakan tetap bisa beroperasi pada 2021,” kata Budi.
(Baca: Lima Fakta LRT Cawang-Cibubur yang Akan Ujicoba Oktober 2019)