Kemenhub Kirim Tim Khusus Mengecek Keselamatan Angkutan Penyeberangan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengirimkan tim khusus untuk mengawasi pelayanan angkutan penyeberangan di tiga tempat yang dianggap rawan terjadi insiden, yakni di Danau Toba, Ambon dan Pulau Selayar, Sulawesi Selatan sejak Jumat (7/6) atau H+1 Lebaran.
Mengutip keterangan resmi, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hengki Angkasawan menyampaikan, hasil dari tinjauan tim khusus di lapangan ditemukan bahwa aspek keselamatan telah menjadi perhatian semua pihak terkait, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat.
“Dari hasil laporan tim khusus di lapangan, baik di Danau Toba, Ambon maupun di Pulau Selayar, seluruh aspek keselamatan pelayaran telah dipenuhi. Ini menunjukkan telah terbangunnya komitmen bersama akan pentingnya aspek keselamatan baik dari unsur pemerintah daerah maupun masyarakat,” jelas Hengki dalam keterangan tertulis Sabtu, (8/6).
Lebih lanjut Hengki menjelaskan, pelayanan angkutan penyeberangan di ketiga lokasi tersebut telah dilakukan dengan memperhatikan aspek keselamatan.
Hal tersebut terlihat dari tertibnya kewajiban penggunaan pelampung, pengisian daftar penumpang (manifest), tertibnya pelaksanaan tata cara pemuatan barang atau kendaraan di kapal.
Selain itu, Kemenhub pun telah melihat kesadaran masyarakat untuk tertib kala berpergian menggunakan angkutan penyeberangan. Terlihat dari masyarakat yang sudah tidak memaksakan diri untuk naik ke kapal bila petugas sudah tidak mengizinkan.
“Untuk itu, Kemenhub mengapresiasi kepedulian dan perhatian yang tinggi dari Pemerintah Daerah setempat, stakeholder terkait dan masyarakat terhadap Pelayaran yang berkeselamatan. Pak Menhub meminta ini agar dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan,” kata Hengki.
(Baca: Menhub Tinjau Beberapa Daerah Pastikan Keselamatan Arus Balik)
Apresiasi langkah pengawasan oleh Kemenhub dilontarkan oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).
Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo melalui keterangan tertulisnya, Jumat (7/6), pihaknya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Kemenhub dan mengajak kepala daerah di seluruh kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba untuk bersama-sama melakukan pengawasan.
"Kita ingin memastikan wisatawan yang pergi libur lebaran ke Danau Toba tetap merasa nyaman saat melakukan penyeberangan. Kapal-kapal di Danau Toba yang harus mewujudkannya. Keselamatan adalah yang utama," ujar Arie.
Mengutip Antara, Jumat (7/6), Arie mengimbau kepada seluruh pengunjung juga mengutamakan keselamatan, apalagi Danau Toba juga dipastikan padat saat libur lebaran.
Sesuai instruksi Kemenhub, kapal-kapal di Danau Toba harus mematuhi peraturan khususnya keselamatan, dan jika pengunjung masih menemukan kapal yang "nakal" bisa melaporkannya ke petugas berwenang.
(Baca: Kemenhub Siapkan Strategi Antisipasi Kepadatan Arus Balik)
"Langsung hubungi petugas jika ada hal-hal berkaitan pengabaian keselamatan," ucapnya, menegaskan.
Pelampung menjadi alat keselamatan yang sangat penting saat berlayar, BPODT juga tidak ingin peristiwa KM Sinar Bangun tahun lalu kembali terulang.
Kapal-kapal penyeberangan wajib memberikan pelampung saat berlayar di Danau Toba. Penumpang bisa menolak untuk berlayar jika tidak disediakan pelampung. Jika penumpang tidak diberikan pelampung, maka kapal yang bersangkutan bisa dilaporkan.
Sejumlah posko juga sudah siap melayani para pelancong yang tersebar di sejumlah titik seperti di pelabuhan utama di antaranya Tigaras, Simanindo, Ajibata dan Tomok.
"Di sana ada petugas dari berbagai unsur unsur mulai dari Dinas Perhubungan hingga Basarnas," kata Arie.
(Baca: Kemenhub: Hampir 1 Juta Orang Gunakan Kapal Laut Untuk Mudik Lebaran)