Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai Diperpanjang
Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau dikenal dengan AirNav Indonesia memperpanjang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Keputusan ini diterbitkan dalam Notice to Airmen (NOTAM) nomor A4274/17 mengenai perpanjangan penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Erupsi Gunung Agung yang terjadi semalam menutupi ruang udara di atas Bandara I Gusti Ngurah Rai sehingga penutupan Bandara diperpanjang. Semula, penutupan ditetapkan sampai Selasa (28/11) pukul 07.00 Waktu Indonesia Bagian tengah (WITA) menjadi sampai dengan Rabu (29/11) pukul 07.00 WITA.
(Baca juga: Dampak Bandara Ngurah Rai Tutup, 445 Penerbangan Dibatalkan)
Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara pukul 01.00 WITA bersama seluruh stakeholder terkait. “Keputusan rapat disampaikan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan disetujui,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, Rabu (28/11).
Wisnu menyatakan, keputusan penutupan merupakan kewenangan regulator, yang ditindaklanjuti dengan penerbitan NOTAM oleh Airnav Indonesia.
Keputusan tersebut, lanjutnya, diambil mengingat aktivitas Gunung Agung yang terus meningkat dan adanya erupsi. “Memang data paper test yang disampaikan pihak penyelenggara bandara dan petugas Kantor Otoritas Bandara IV menunjukkan hasil NIL VA (Volcanic Ash) di area bandara, namun ruang udara telah terdampak abu vulkanik,” kata Wisnu.
(Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Agung, Pembatalan Reservasi Hotel Capai 20-30%)
Wisnu menjelaskan, laporan data analisa dan prediksi arah serta kecepatan angin dari BMKG menunjukan bahwa arah angin dari utara hingga timur laut dengan kecepatan 5-10 kts. Selain itu, informasi SIGMET dari MWO Ujung Pandang menunjukan bahwa abu vulkanik bergerak ke arah selatan dan barat daya sehingga menutupi ruang udara diatas bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Airnav Indonesia Cabang Denpasar menyatakan sesuai ploting area Volcanic Ash Advisory menunjukkan bahwa jalur pemanduan lalu lintas pesawat udara telah tertutup sebaran abu vulkanik, sehingga ini membahayakan penerbangan,” ujarnya.
Dia menyampaikan, sebagai dampak dari penutupan ini, seluruh penerbangan dari dan menuju Denpasar dibatalkan. “Kami dan seluruh stakeholder terkait mengedepankan keselamatan penerbangan, jadi keputusan ini diambil demi alasan keselamatan penerbangan,” kata Wisnu.
(Baca juga: Erupsi Gunung Agung, Menpar Pesimistis Target Turis Asing Tercapai)