Pergerakan Penumpang di Bandara Baru 17% pada Masa Normal Baru
Penerapan fase normalan baru (new normal) pada sektor usaha sudah berjalan lebih dari sebulan. Namun, hal ini belum terlalu berdampak terhadap peningkatan pergerakkan jumlah penumpang maskapai penerbangan.
PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat, peningkatan pergerkkan penumpang di bandara yang dikelola perusahaan baru sekitar 17% sejak transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan awal Juni lalu.
"Berdasarkan monitoring sampai Juli, rata-rata penerbangan sekitar 35% dari normal namun jumlah penumpang baru 17% dari kondisi normal," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I) Faik Fahmi dalam sebuah webinar, Rabu (22/7).
Menurutnya, jumlah penumpang di bandara di AP I sempat menurun tajam. Adapun titik terendah dicatat pada Mei lalu, dengan jumlah penumpang hanya 75 ribu atau turun 99% dalam sebulan.
Padahal, dalam kondisi normal, jumlah penumpang bandara AP I rata-rata bisa mencapai 7,5 juta penumpang per bulan. Dengan PSBB transisi, dia pun mengaku mulai ada peningkatan penumpang, meskipun tak setinggi periode sebelum pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, dia memastikan kepentingan kesehatan dan ekonomi akan tetap diakomodir secara bersamaan melalui kerja sama sejumlah pihak. "Beberapa airlines juga ada yang mengalami cashflow," ujar dia.
Untuk mengantisipasi dampak penurunan jumlah penumpang terhadap pendapatan bandara, perseroan telah menyiapkan sejumlah langkah. Seperti, mengidentifikasi risiko, kondisi keuangan, dan operasional, namun dengan tetap mengutamakan faktor pelayanan publik.
AP I juga meningkatkan aktivitas bisnis yang tidak berkaitan dengan penumpang, seperti pada layanan logisitik atau kargo.
Dari sisi keuangan, lanjut dia, perushaan telah menekan biaya non esensial hingga 100%, mengurang biaya kontributor hingga 80%, dan mengurangi biaya esensial seperti keamanan hanya sebesar 20%.
"Pemangkasan biaya ini bisa mengurangi beban perusahaan lebih dari 32%," ujar dia.
Pandemi Covid-19 telah menghantam industri penerbangan Indonesia dan global. Pembatasan sosial di berbagai wilayah juga mengakibatkan turunnya lalu lintas penerbangan.
Beberapa bandara tersibuk di dunia pun terimbas dan mengalami penurunan lalu lintas penumpang pesawat. Penurunannya berkisar belasan hingga puluhan persen pada kuartal pertama 2020 dari setahun sebelumnya dalam periode yang sama.
Hartsfield-Jakson Atlanta International Airport (ATL), Amerika Serikat, hanya melayani 20.713.627 penumpang pada kuartal I-2020. Angka tersebut turun 18,2% dari kuartal I-2019 yang masih menjangkau 25.323.100 penumpang.
Dari lima bandara tersibuk di dunia, Beijing Capital International Airport (PEK) mengalami penurunan terdalam hingga 62,6%. Jika pada kuartal I-2019, bandara tersebut dipadati 24.9191.145 penumpang, maka pada kuartal I-2020 hanya menjangkau 9.327.109 penumpang.
Penulis/Reporter: Rizky Alika