Kejar Target Devisa US$ 20 Miliar, Kementerian Pariwisata Gandeng Visa
Kementerian Pariwisata menggandeng PT Visa Worldwide Indonesia untuk mengkampanyekan Discover Wonderful Indonesia. Kerja sama bakal fokus pada pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk penerimaan kartu pembayaran di destinasi populer, khususnya Bali.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan kolaborasi tidak hanya untuk promosi, tetapi juga pemasaran. "Target devisa kami US$ 20 miliar dan proyeksi capaian US$ 17,6 miliar, tetapi saya masih yakin bisa mencapai US$ 18 miliar," kata Arief di Jakarta, Rabu (15/5).
Dia mengungkapkan, fokus kerja sama mulai dari Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau karena kontribusi tiga provinsi untuk pembayaran mencapai 90% dari keseluruhan devisa wisata di Indonesia. Rinciannya, Bali 90%, Jakarta 30%, dan Kepulauan Riau 20%.
(Baca: Tiket Pesawat Mahal, Kunjungan Wisatawan Turun Hingga 30%)
Kementerian Pariwisata pun akan membantu penetrasi Visa kepada merchant usaha kecil, terutama desa wisata. Arief menerangkan, pembayaran digital juga bisa menjadi aspek dalam liburan terintegrasi seperti tiket penerbangan, hotel, serta wisata kuliner.
Menurutnya, kolaborasi bersama Visa bakal mendorong pertumbuhan dari negara-negara yang angka kunjungannya stagnan seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia. "Wisatawan butuh LCC (Low Cost Carrier), saya mohon Visa kerja sama dengan LCC seperti untuk meningkatkan kunjungan yang datang ke Indonesia," ujar Arief.
Sementara itu, Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman menyatakan, kelebihan Visa adalah jaringan institusi finansial global sehingga ada pemasaran digital ke seluruh dunia. Kolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dianggapnya sebagai bagian dari solusi dari kurangnya penerimaan di Indonesia.
Visa pun punya program Indonesia Acceptance dengan bank lokal untuk menyebarkan pembayaran ke kota-kota kecil. Program tahap pertama pada 2011 sampai 2016 menghasilkan peningkatan volume pembayaran via Visa hingga dua kali lipat. Kerja sama dengan Kementerian Pariwisata pun menjadi bagian dalam program tahap kedua, periode 2016-2021.
(Baca: Tarif Batas Atas Turun, AirAsia Akan Sesuaikan Harga Tiket Pesawatnya)
Riko mengungkapkan Visa Indonesia bakal menyediakan mesin yang menerima kartu tap, tak lagi swipe atau chip seperti kebanyakan transaksi di Indonesia. Alasannya, 90% transaksi di Australia sudah contactless, begitu pun 70% pembayaran Visa di Singapura.
Fokus UKM Visa di Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau masih mengarah untuk 8 aktivitas travel. Data Visa, 71% kegiatan liburan untuk kuliner, 62% untuk belanja, 58% untuk atraksi dan turisme, 38% hiburan, serta 49% wisata alam. Sisanya untuk kesehatan, aktivitas luar ruangan, serta kegiatan relawan.
Menurut Riko, pengalaman Visa berguna menarik lebih banyak wisatawan mancanegara serta mempercepat adopsi pembayaran elektronik di destinasi wisata Indonesia. "Teknologi digital bisa meningkatkan bisnis individual yang berujung meningkatkan ekonomi lokal," katanya.