Kemenkes Waspadai Potensi Lonjakan Kasus Covid-19 saat Maulid Nabi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai potensi lonjakan kasus positif Covid-19 saat perayaan Maulid Nabi pada Oktober. Terlebih lagi, varian mu sudah terdeteksi di 39 negara berdasarkan data WHO.
"Yang harus hati-hati yakni peningkatan kasus akibat aktivitas yang meningkat. Ini mungkin terjadi menghadapi libur peringatan Maulid Nabi," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono dalam konferensi pers virtual, Senin (6/9).
Pada Maulid Nabi tahun lalu misalnya, Kemenkes mencatatkan lonjakan kasus positif virus corona. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat tetap menaati protokol kesehatan meski penambahan kasus harian Covid-19 mulai menurun.
Selain itu, beberapa negara mengalami lonjakan kasus positif virus corona meski persentase vaksinasi Covid-19. Vaksinasi di Amerika Serikat (AS) mencapai 52%, sementara Inggris dan Israel 63%.
Meski begitu, penularan virus corona di ketiga negara itu meningkat. "Protokol kesehatan diabaikan karena merasa sudah vaksinasi. Jadi vaksinasi bukan satu-satunya game changer," ujar dia.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, pemerintah mengandalkan teknologi selama implementasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 1 – 4. Selain itu, mendorong tes epidemiologi, peningkatan identifikasi kontak erat, dan mempercepat vaksinasi Covid-19.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan bahwa lonjakan kasus positif virus corona terjadi pada Januari, imbas Natal dan Tahun Baru 2021. Selain itu, gelombang Covid-19 pada Juli terjadi setelah perayaan Idul Fitri.
Hal serupa terjadi di India. "Jadi penting sekali protokol kesehatan saat aktivitas keagamaan," kata Budi.
Oleh karena itu, pemerintah menerapkan uji coba protokol kesehatan berbasis teknologi dalam aktivitas keagamaan, meliputi masjid, gereja, vihara, pura, dan kegiatan. Budi memastikan, aktivitas keagamaan menjadi penting untuk menerapkan protokol kesehatan.