Startup Calon Kuat Unicorn ke-6 Ungkap Tantangan Pasar Pendidikan RI

Fahmi Ahmad Burhan
6 Maret 2020, 07:31
Calon Kuat Unicorn Ke-6, Startup Pendidikan Ungkap Tantangan garap Pasar Indonesia
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Ilustrasi, siswa Sekolah Dasar Negeri Kapuk Muara 01 bergotong royong memindahkan meja, kursi, dan lemari kedalam ruang kelas saat kerja bakti bersama pasca banjir di Jakarta, Senin (6/1/2019).

Startup di bidang pendidikan (edtech) disebut-sebut berpeluang besar menjadi unicorn keenam Indonesia. Padahal, tiga perusahaan rintisan menyebutkan bahwa pasar pendidikan di Tanah Air cukup menantang.

Tantangan utamanya yakni minimnya akses, sarana dan prasarana pendidikan di daerah. Di satu sisi, Quipper, Bahaso, dan Zenius mengakui bahwa pasar sektor ini di Indonesia sangat potensial.

Advertisement

Businnes Development Manager Quipper Indonesia Ruth Ayu Hapsari mengatakan, perusahaan mulai menyasar pengguna di kota-kota kecil luar Jawa tahun ini. Saat ini, layanan di Kalimantan dan Papua dinilai belum maksimal.

"Kurang akses dan kesadaran. Belum banyak yang mengetahui konten-konten yang diberikan startup pendidikan," kata Ayu di Jakarta, Kamis (5/3).

(Baca: Mantan Petinggi Gojek Sebut Tantangan Pimpin Startup Pendidikan)

Meski sudah ada beberapa pemain di sektor ini, menurutnya startup pendidikan butuh pengenalan. “Jangan sampai melihat ponsel dianggapnya bermain saja, padahal belajar," kata dia.

Saat ini, Quipper mempunyai layanan video pembelajaran yang diperuntukan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Perusahaan juga sudah menggaet 600 ribu pengguna di Indonesia.

Hal senada disampaikan oleh Vice President Business Development Bahaso Calvin Capnary. Akses jalan dan infrastruktur pendidikan di beberapa wilayah belum memadai. Salah satunya terkait jaringan internet. Hal itu membuat layanan Bahaso tidak bisa diakses di beberapa daerah.

Bahaso menyediakan aplikasi video chat untuk mempelajari bahasa. Ada dua layanan bahasa yang disediakan, yaitu Inggris dan Mandarin. Perusahaan rintisan ini juga sudah bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI).

(Baca: Startup di Tiga Sektor Berpeluang Jadi Unicorn Tahun Ini)

Public Relations Manager Zenius Jaelussyahadat Jalalain mengatakan, permasalahan lain di dunia pendidikan Indonesia yaitu minimnya jumlah guru, terutama di wilayah terpencil. Namun, hal itu juga bisa menjadi peluang bagi startup pendidikan.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement