Dikabarkan Galang Pendanaan, Valuasi Traveloka Diprediksi Rp 39,7 T
Startup penyedia layanan perjalanan berbasis online (Online Travel Agent/OTA) Traveloka dikabarkan tengah mengumpulkan pendanaan US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun. Dengan tambahan modal ini, valuasi salah satu unicorn Tanah Air itu diperkirakan sekitar US$ 2,75 miliar atau Rp 39,7 triliun.
Sumber Bloomberg mengatakan, besaran proyeksi valuasi Traveloka itu 17% lebih rendah dibandingkan ketika mendapat investasi sebelumnya. Sebelumnya, valuasi Traveloka disebut-sebut US$ 3,3 miliar.
Berdasarkan data Crunchbase, Traveloka terakhir mendapatkan pendanaan sebesar US$ 420 juta pada April 2019. Dana segar ini diperoleh dari investor Singapura, GIC Pte.
(Baca: Traveloka Berencana Cari Mitra Hingga IPO di Dua Negara)
Kini, sumber Bloomberg mengatakan, Traveloka melanjutkan negosiasi dengan investor strategis baru seperti Siam Commercial Bank Pcl dan Richard Li's FWD Group Ltd, serta penanam modal terdahulu (existing) GIC Pte. dan East Ventures. “Pembicaraan ini untuk mengamankan sekitar US$ 250 juta (Rp 3,6 triliun),” kata sumber, dikutip dari Bloomberg, Selasa (7/7).
Dengan tambahan modal tersebut, valuasi Traveloka diproyeksi sekitar US$ 2,75 miliar. Sedangkan nilai pada pasar penjualan sekunder (secondary sale) di kisaran US$ 2,4 miliar.
“Syarat penggalangan dana masih bisa berubah,” kata sumber yang mengetahui penggalangan dana tersebut. (Baca: Traveloka Tanggapi Kabar Pendanaan Baru Senilai Rp 7,1 Triliun)
Katadata.co.id juga beberapa kali meminta komentar Traveloka terkait pendanaan. Namun, belum ada tanggapan hingga berita ini diturunkan.
Sektor pariwisata dan perjalanan memang terpukul pandemi corona. Expedia misalnya, mencatatkan penurunan permintaan 39% pada kuartal pertama. Kondisi ini menyebabkan harga sahamnya turun 19%.
Airbnb Inc bahkan memangkas 25% karyawan dan mengumpulkan tambahan utang US$ 2 miliar agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. (Baca: Strategi Traveloka, Loket, Tiket.com Dorong Transaksi Saat Normal Baru)
Meskipun mengalami penurunan permintaan, beberapa investor Traveloka optimistis industri ini akan bangkit. Di Vietnam misalnya, industri perjalanan tetap beroperasi dengan baik karena kasus positif virus corona kurang dari 400.
Traveloka juga berencana melantai di dua bursa saham dalam dua hingga tiga tahun ke depan. (Baca: Traveloka Pimpin Investasi Rp 85,2 Miliar di Startup Asal Vietnam)