Investor Ungkap Alasan 56 Startup RI Dapat Pendanaan meski Ada Pandemi

Fahmi Ahmad Burhan
15 Juli 2020, 17:25
Investor Ungkap Alasan 56 Startup RI Dapat Pendanaan meski Ada Pandemi
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Ilustrasi, karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5/2020).

Ada sekitar 56 startup Indonesia mendapatkan pendanaan di tengah pandemi corona. Investor mengatakan, pandemi Covid-19 mendorong masyarakat beralih ke layanan digital. Kondisi ini dinilai bisa menjadi peluang bagi sebagian perusahaan rintisan.

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mencatat, ada sekitar 110 startup yang mendapatkan investasi sepanjang tahun lalu. Jumlah perusahaan yang memperoleh dana segar hingga paruh pertama tahun ini turun tipis dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Namun, penanam modal melihat bahwa startup berperan sebagai agen yang membuka jalan digitalisasi di tengah pandemi virus corona ini. Selain itu, investor seperti modal ventura berinvestasi jangka panjang.

"Periode pandemi ini mungkin menjadi kickback setahun bagi banyak startup. Jika melihat dari perspektif jangka panjang, tentunya the show must go on," ujar Nicko kepada Katadata.co.id, Rabu (15/7).

(Baca: Suntikan Dana Investor Diprediksi Anjlok 20%, Startup Harus Efisiensi)

Kendati begitu, investor tetap mengkaji bisnis perusahaan rintisan yang akan diberi modal. Aspek fundamental yang diteliti seperti kesehatan margin usaha, efisiensi ‘bakar uang’, keberlanjutan model bisnis yang dijalankan, dan lainnya.

Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait juga menilai, pagebluk Covid-19 ini menjadi peluang untuk sebagian startup untuk tumbuh. “Optimisme ada, tapi harus dengan kecerdasan," katanya.

Oleh karena itu, investor lebih teliti sebelum memberikan pendanaan kepada perusahaan rintisan. Beberapa startup di sektor kuliner misalnya, menerapkan strategi seperti menjual kopi literan saat pandemi.

(Baca: Dampak Virus Corona Mengancam Potensi Pendanaan Startup di Asia)

Kemampuan startup untuk mengatasi tantangan seperti itu yang dikaji oleh investor. Ia pun tidak heran jika Kopi Kenangan meraih pendanaan seri B pada Mei lalu.

Perusahaan itu menjual produk dalam bentuk kopi literan dan menggencarkan penjualan secara online. “Pelanggan yang datang langsung memang turun, tetapi yang menarik, orang yang membeli secara online meningkat," katanya.

Sejak awal tahun ini, 56 startup dari beragam sektor mendapat pendanaan. Investor yang menanamkan modalnya pun dari beberapa negara, mulai dari Quona Capital dan Accion Venture Lab dari Amerika Serikat (AS) hingga lokal seperti East Ventures.

Padahal, berdasarkan riset CB Insights, pendanaan ke perusahaan swasta (private market funding), termasuk startup di Asia diprediksi turun 20% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I. Sebab, investor dan modal ventura diperkirakan akan memilih untuk menunggu dan melihat (wait and see).

(Baca: Rudiantara Beberkan Peluang Startup Meraih Modal di Tengah Pandemi)

CB Insights mencatat, private market funding di Asia mencapai US$ 18 miliar dan diperkirakan tembus US$ 20 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Dibandingkan periode yang sama pada 2019, nilainya turun 20% dan jumlah kesepakatannya anjlok 40%. Data itu berdasarkan pendanaan yang diumumkan sejak awal tahun ini.

Pendanaan ke perusahaan swasta juga turun ketika Virus Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) mewabah di Guangdong, Tiongkok pada November 2002 dan Zika di Brasil pada 2005.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...