Ahli IT Peringatkan Kehandalan Aplikasi Ukur Saturasi Oksigen

Fahmi Ahmad Burhan
5 Juli 2021, 16:49
Marak Aplikasi Ukur Saturasi Oksigen, Ahli IT: Tak Bisa Jadi Acuan
ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/AWW/dj
Seorang pria dengan masalah pernapasan menerima bantuan oksigen secara gratis di mobilnya di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah mewabahnya virus corona (Covid-19), di Ghaziabad, India, Sabtu (24/4/2021).

Aplikasi ukur saturasi oksigen mulai marak digunakan di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Ahli teknologi informasi (IT) mengingatkan bahwa perangkat lunak (software) ini tidak bisa menjadi pegangan utama untuk mengetahui kondisi tubuh.

Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, aplikasi saturasi oksigen memang bisa diterapkan melalui aplikasi. Apalagi beberapa perangkat ponsel pintar (smartphone) mendukung fitur sensor seperti finger print yang bisa digunakan untuk mendeteksi saturasi oksigen.  

"Tetapi memang harus berhati hati. Itu bukan jadi pegangan utama," kata Heru kepada Katadata.co.id, Senin (5/7).

Ia mengatakan, aplikasi ukuran saturasi oksigen hanya bisa digunakan untuk data awal. Pengguna perlu mengetes menggunakan alat yang sesuai standar.

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, ada beberapa aplikasi ukur saturasi oksigen seperti O2 meter dan Blood Oxygen App - Pulse Oximeter. 

Aplikasi O2 meter menggunakan sensor kamera di ponsel untuk mengidentifikasi tingkat saturasi oksigen. Namun aplikasi ini tidak lagi tersedia di Google Play Store.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...