Pantau Kadar Normal Saturasi Oksigen Saat Corona, Ini Cara Mengeceknya
Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia membuat kebutuhan oksigen medis meningkat. Sejumlah rumah sakit mulai kekurangan berbagai alat kesehatan, khususnya tabung oksigen.
Di Jakarta, kebutuhan oksigen naik dua hingga tiga kali lipat dari biasanya. Permintaan tabung oksigen medis di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, pada akhir pekan lalu naik 15%.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjamin ketersediaan tabung oksigen. Hanya saja, distributor kekurangan kendaraan dan sumber daya manusia untuk memasoknya.
Rapat koordinasi bersama para distributor oksigen telah ia lakukan pada Jumat pekan lalu. “Mereka menyampaikan pasokan cukup tapi kekurangan kendaraan dan personalia untuk distribusinya,” kata Anies siang tadi, Senin (28/6), dikutip dari Antara.
Tabung oksigen menjadi penting saat ini untuk menangani pasien dengan saturasi oksigen di bawah 95%. Sebagai informasi, virus Covid-19 alias SARS-CoV-19 menyerang saluran pernapasan yang dapat membuat pasien sesak napas dan kekurangan oksigen.
Apa Itu Saturasi Oksigen?
Saturasi oksigen adalah ukuran kadar oksigen dalam aliran darah. Dokter perlu mengetahui angkanya untuk mengetahui kondisi pasien sedang kekurangan oksigen atau tidak.
Dilansir dari situs Verywell Health, ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat saturasi oksigen. Salah satunya, jumlah oksigen yang dihirup pasien. Lalu, lancar atau tidak proses pertukaran gas di paru-paru. Ada pula konsentrasi hemoglobin di dalam sel darah merah. Hingga, tingkat kekuatan hemoglobin dalam mengikat oksigen.
Sebagai informasi, hemoglobin merupakan bagian darah yang bertugas mengikat oksigen dan mengedarkannya ke organ, jaringan, dan sel tubuh. Setiap sel darah merah umumnya mengandung sekitar 270 juta hemoglobin.
Kadar Saturasi Oksigen Normal
Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan kepada BBC News Indonesia mengatakan, kadar oksigen normal dalam darah manusia di atas 95%. Saat kadar oksigen berada di bawah 90%, seseorang akan bernapas cepat. Pada titik 75%, pasien dapat kehilangan kesadaran atau pingsan.
Tubuh yang kekurangan oksigen ditandai dengan beberapa gejala. Misalnya, pusing, jantung berdebar kencang, batuk, sesak napas, bingung, dan kulit kebiruan. Penurunan saturasi oksigen di bawah level kritis harus diberi oksigen tambahan.
Mengutip dari Alodokter, Dokter Meva Nareza menyebut ada dua metode pemeriksaan saturasi oksigen. Yakni, dengan tes analisis gas darah (AGD) dan alat pulse oximeter.
Cek saturasi oksigen dengan AGD dilakukan dengan mengambil sedikit sampel darah dari pembuluh darah arteri di pergelangan tangan atau selangkangan.
Sedangkan dengan pulse oximeter tinggal memasang alat di jari atau daun telinga. “Alat ini dapat membaca saturasi oksigen dengan mengukur panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari aliran darah,” tulis Meva.
Seperti Apa Kondisi Pasien Covid-19 yang Butuh Tabung Oksigen?
Penelitian Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Maret 2020 yang melibatkan 1.201 pasien virus corona menunjukkan kadar oksigennya kebanyakan di bawah 90%. Kondisi ini dinamakan hipoksia.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Natalia Budisantoso mengatakan, pasien idealnya diberi oksigenasi bila saturasi oksigennya di bawah 95%. Oksigenasi atau terapi oksigen diberikan bagi pasien yang mengalami kesulitan mendapatkan cukup oksigen secara alami.
“Jika saturasi oksigen menurun dan tidak mendapat bantuan oksigen, jelas pasien akan mengalami sesak napas dan lama-kelamaan akan mengganggu fungsi-fungsi organ lainnya,” kata Natalia dikutip dari Kompas.com pada pekan lalu.
Cara Meningkatkan Oksigen Dalam Darah
Penurunan kadar oksigen dalam darah adalah risiko bahaya bagi pasien Covid-19. Kekurangan oksigen dalam darah bisa mengganggu kinerja tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan hingga berujung kematian.
Melansir dari Cleveland Clinic, ada beberapa cara untuk mengatasi kekurangan oksigen dalam darah. Yang paling mudah, membenahi postur tubuh. Ketika muncul tanda kekurangan oksigen, segera menegakkan tubuh.
Rajin olahraga juga dapat memperbaiki sistem pernapasan. Berikutnya, mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan. Contohnya, stroberi, blueberry, kacang merah, anggur, kurma, delima, sampai jeruk.
Selain itu, mulailah rutin latihan pernapasan. Menghirup napas dalam-dalam dan membuangnya pelan-pelan secara teratur dapat meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Cara ini juga dapat meningkatkan energi dan membersihkan paru-paru.
Berikutnya, tingkatkan kualitas udara. Buka jendela dan pintu selebar-lebarnya. Dengan begitu, udara kotor dapat berganti dengan udara bersih kaya oksigen. Jika tidak memungkinkan, maka gunakan pemurni udara.
Terakhir, terapi oksigen juga dapat jadi cara mengatasi kekurangan oksigen dalam darah. Jika sudah parah, maka penderita membutuhkan terapi oksigen. Biasanya, dokter akan memasangkan alat bantu pernapasan atau menggunakan mesin portabel.
Kekurangan oksigen dalam darah tak boleh disepelekan. Cara-cara tersebut direkomendasikan bagi pengidap Covid-19 untuk mencegah masalah sistem pernafasan dan gangguan fungsi organ yang lebih parah.
Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)