Kominfo Buka 200 Ribu Beasiswa Coding - Kecerdasan Buatan Tahun Depan
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS) terhadap lebih dari 100 ribu peserta tahun ini. Kominfo menargetkan 200 ribu peserta mengikuti pelatihan atau meraih beasiswa serupa pada 2022.
Menteri Kominfo Johnny G Plate mengatakan, kementerian memenuhi target peserta DTS pada 2021, yakni 131.204 orang. Mereka merupakan tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat, serta sarjana.
Peserta Digital Talent Scholarship mengikuti berbagai program pelatihan berkaitan dengan komputasi awan (cloud computing), kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), virtual reality (VR), augmented reality (AR) hingga pemoraman atau coding.
"Tahun depan, saya mengharapkan program ini melatih sekitar 200 ribu peserta," ujar Johnny dalam siaran pers pada Rabu (29/12).
Untuk memenuhi target itu, Kominfo menggandeng berbagai pihak. "Kami akan kerja sama dengan lebih dari 100 perguruan tinggi di Indonesia,” kata Johnny.
Kominfo juga bakal menggandeng perusahaan teknologi global dari Amerika Serikat (AS), Eropa maupun Asia. "Kami kerja sama mulai dari Cisco, Apple, Microsoft, Huawei, Samsung, ZTE dan lain," katanya.
Johnny mengatakan, program pelatihan itu bertujuan mengatasi defisit talenta digital di Tanah Air. Mengacu pada riset McKinsey dan Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital selama 2015 hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu tenaga ahli di bidang siber per tahun.
Berdasarkan data marketplace pencarian kerja, Ekrut, ada kenaikan permintaan SDM di bidang teknologi informasi sejak tahun lalu. Rinciannya sebagai berikut:
- Data analyst dan scientists naik 76,59%
- Pemasaran merek 66%
- Perencana strategi 62,78%
- Full stack engineer 50,85%
- Keamanan siber 23,91%.
Gaji yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp 19 juta hingga Rp 20 juta per bulan untuk pekerja berpengalaman tiga sampai lima tahun.
Hal senada disampaikan oleh perusahaan penyedia situs lowongan kerja hingga menyuplai calon pekerja, TopKarir. Ada lima jenis pekerjaan yang diburu oleh banyak korporasi, yakni staf penjualan, pemasaran, pelayanan konsumen, data analisis, dan data scientist.
Di satu sisi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pekerja dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar (SD) ke bawah mendominasi penyerapan tenaga kerja per awal 2019. Rinciannya terlihat pada Databoks di bawah ini:
Sedangkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi menempati urutan teratas dengan jumlah pengangguran terbanyak pada awal tahun ini. Secara rinci dapat dilihat pada Databoks berikut:
Riset Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta juga menunjukkan, hanya 19% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital.