Startup Perikanan eFishery Raih Rp 1,3 T dari Investor India - Gojek

Desy Setyowati
11 Januari 2022, 11:32
startup, efishery, gojek, pendanaan, investor, perikanan
instagram/@efishery
Ilustrasi, pembudidaya ikan yang menggunakan perangkat eFishery.

Startup perikanan eFishery memperoleh pendanaan seri C US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. Investasi ini dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India.

Investor lain yang berpartisipasi yakni Northstar Group, Go-Ventures, Aqua-Spark, dan Wavemaker Partners. Northstar Group merupakan salah satu investor Gojek. Sedangkan Go-Ventures adalah perusahaan modal ventura besutan Gojek.

"Dana segar tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis, ekspansi regional, dan mencapai target,” kata Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam keterangan pers, Selasa (11/1).

Target yang dimaksud yakni menjadi perusahaan teknologi akuakultur terdepan. eFishery pun berencana ekspansi secara regional dengan menargetkan 10 negara teratas dalam produksi akuakultur, seperti India dan Cina.

Selain itu, tambahan modal tersebut bakal dipakai meningkatkan kapasitas dan kualitas platform, layanan, serta memperkuat produk digital. Ini diharapkan menjadikan eFishery sebagi ‘koperasi’ digital terbesar bagi pembudidaya ikan dan udang.

Startup yang berbasis di Bandung, Jawa Barat itu merevolusi industri budidaya ikan dan udang yang tradisional. Caranya, eFishery menawarkan platform end to end yang terintegrasi dan memberikan pembudidaya ikan dan udang akses terhadap teknologi, pakan, pembiayaan, dan pasar.

Sejak berdiri pada 2013, ribuan smart feeders buatan eFishery telah digunakan dan melayani lebih dari 30 ribu pembudidaya di 24 provinsi di Indonesia. Smart feeders merupakan alat untuk memberi pakan ikan dan udang secara otomatis.

eFishery juga membuat eFarm dan eFisheryKu. eFarm merupakan platform online yang menyediakan informasi lengkap mengenai operasional tambak udang pembudidaya.

Sedangkan eFisheryKu merupakan platform terintegrasi yang memungkinkan pembudidaya ikan membeli berbagai keperluan budidaya, seperti pakan ikan. Harga di platform diklaim kompetitif.

Pembudidaya juga dapat mengajukan permodalan melalui eFund. Fasilitas ini menghubungkan pembudidaya ikan secara langsung dengan institusi keuangan.

Komponen utama dari eFund adalah Kabayan alias Kasih, Bayar Nanti, yakni layanan yang memungkinkan pembudidaya ikan membeli sarana produksi budidaya dengan sistem pembayaran tempo.

Keseluruhan proses dilakukan melalui aplikasi eFisheryKu. Hingga saat ini, lebih dari 7.000 pembudidaya menggunakan layanan ini dengan total pinjaman lebih dari Rp 400 miliar.

eFishery menargetkan bisa mengakuisisi satu juta pembudidaya dalam waktu tiga sampai lima tahun ke depan.

“Kami berfokus menghadirkan solusi untuk meningkatkan produktivitas pembudidaya. Melalui pengenalan teknologi baru, kami merampingkan usaha budidaya ikan dan udang, menjadikan industri ini lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan,” kata Gibran.

Ia mencontohkan, teknologi eFeeder mampu mempercepat siklus panen dan meningkatkan kapasitas produksi hingga 26%. “Kami juga menghubungkan pembudidaya langsung dengan pembeli melalui teknologi eFresh, sehingga meningkatkan daya jual mereka,” ujar dia.

Gibran mengklaim, solusi yang disediakan oleh eFishery mampu menurunkan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan pembudidaya hingga 45%.

Ia menyampaikan, perusahaan bakal menambah jumlah sumber daya manusia (SDM). Sejak pendanaan terakhir, eFishery meningkatkan jumlah karyawan tiga kali lipat, sehingga totalnya kini lebih dari 900 orang.

Meskipun kantor pusat terletak di Bandung, lebih dari separuh pegawai bekerja secara jarak jauh. Startup perikanan ini juga membuka peluang untuk menerapkan skema pekerja bekerja dari mana saja alias Work From Anywhere (WFA).

“Pendanaan kali ini akan kami gunakan untuk merekrut tim secara agresif, khususnya talenta di bidang engineering dan pengembangan produk,” katanya.

Startup perikanan itu menargetkan untuk merekrut 1.000 karyawan baru tahun ini. Tujuannya, menciptakan dampak di industri akuakultur Indonesia dan menaklukkan pasokan akuakultur global.

Investment Director dari SoftBank Investment Advisers Anna Lo menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di dunia. Sektor akuakultur di Nusantara dinilai memegang peranan penting dalam memproduksi pangan bagi populasi dunia yang terus meningkat.

“eFishery mempelopori adopsi teknologi untuk pembudidaya ikan dan udang lokal dengan platform end-to-end yang lengkap,” kata Anna. “Kami senang dapat bermitra dengan eFishery dan mendukung mereka menyediakan produk pangan hasil perikanan yang andal dan berkelanjutan ke Indonesia dan wilayah lainnya."

VP Sequoia India Aakash Kapoor menambahkan, pasar yang dibidik oleh eFishery US$ 20 miliar. Namun, rantai pasoknya kompleks dan terfragmentasi.

Oleh karena itu, akuakultur menjadi salah satu peluang terbesar dan paling menarik di Indonesia. “Ini menjadikan kerja sama dengan eFishery, sebagai pemimpin pasar di sektor ini, menjadi menarik,” kata Aakash.

VP Sequoia India Johan Surani pun mengatakan, model bisnis eFishery komprehensif dan strategis untuk melayani pasar. “Tim Sequoia Capital India terkesan dengan pertumbuhan dan fundamental bisnis yang kuat dan bersemangat dengan prospek masa depan eFishery,” ujar dia.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...