Ekonomi Syariah RI Kalah dari Malaysia, Pemerintah Andalkan Startup

Fahmi Ahmad Burhan
7 Juli 2022, 18:18
ekonomi syariah, startup
ANTARA FOTO/Feny Selly/wsj.
Pengunjung berbelanja di salah satu stan pada Festival Gema Ramadhan Bank Syariah Indonesia (BSI) di halaman Masjid Agung, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (8/4/2022).

Ekonomi syariah Indonesia tertinggal dibandingkan Malaysia, meskipun potensi pasar di dalam negeri besar. Pemerintah pun mendorong pelaku usaha, seperti startup merambah pasar ini.

Besarnya potensi ekonomi syariah terlihat dari jumlah penduduk Muslim dewasa Indonesia yang diperkirakan 184 juta pada 2025. Sebanyak 50% di antaranya kalangan menengah atas.

Namun, ekonomi syariah Indonesia menempati peringkat empat dunia dengan skor Indikator Ekonomi Islam Global atau Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 91,2. Indonesia di bawah Malaysia (290,2), Arab Saudi (155,1), dan Uni Emirat Arab (133).

 

Deputi Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam mengatakan, Indonesia tertinggal dari Malaysia dalam memanfaatkan potensi ekonomi syariah. Pelaku usaha juga belum banyak yang menyasar pasar ini.

"Padahal banyak peluang di sana. Tapi, belum ada yang komprehensif masuk," kata Neil dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/7).

Ia mendorong pelaku usaha seperti startup menyasar potensi ekonomi syariah. "Platform harus melihat potensi ini. Sertifikasi halal saja sudah punya nilai sendiri. Belum lagi transaksi produk syariah akan banyak," katanya.

Ada sejumlah upaya yang bisa mendorong peningkatan ekonomi syariah Indonesia. Misalnya, marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak membuat kanal atau produk halal. 

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...