10 Startup RI Berpotensi Jadi Raksasa Teknologi, Ada Milik Raffi Ahmad
KPMG dan HSBC menilai, ada 10 startup Indonesia yang berpeluang menjadi raksasa teknologi. Mereka yakni Waresix, Stockbit, PayFazz, BukuWarung, HappyFresh, Ralali, Upbanx, Sirclo, OY!, dan AwanTunai.
Dalam laporan bertajuk Emerging Giants in Asia Pasific, KPMG dan HSBC menilai bahwa Indonesia saat ini mirip dengan Cina pada 2000-an.
“Di situlah Indonesia sekarang, di masa-masa awal peluncuran digitalnya (Cina),” kata Head of Clients and Markets and Insurance Practice Leader KPMG Indonesia Susanto, dikutip dari laporan tersebut, Senin (8/8).
Head of Global Liquidity and Cash Management HSBC Indonesia Herani Herawan mengatakan bahwa Indonesia memiliki populasi yang sangat tersebar. Berdasarkan laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Tanah Air mencapai 77,02% atau sekitar 212 juta penduduk.
KPMG dan HSBC menganalisis 6.472 perusahaan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Korporasi yang dikaji yakni memiliki valuasi US$ 500 juta atau kurang, berdasarkan data Pitchbook.
Hasilnya, mereka menilai ada 10 startup Indonesia yang berpeluang menjadi raksasa teknologi, di antaranya:
1. Waresix
Startup yang didirikan oleh Andree Susanto dan Edwin Wibowo pada September 2017 ini menawarkan layanan gudang. Perusahaan rintisan ini mencatatkan pertumbuhan karyawan 111% dari 183 menjadi 387 karyawan selama Mei 2021 – Mei 2022.
Waresix didukung oleh investor seperti East Ventures, Tiger Global, SoftBank Ventures Asia, Jungle Ventures, dan EDBI.
2. Stockbit
Stockbit merupakan platform investasi untuk berbagi ide terkait saham, berita, dan informasi keuangan lainnya secara realtime. Perusahaan ini berdiri sejak 1990 dengan nama PT Mahakarya Artha Sekuritas dan terdaftar di OJK.
Pada Desember 2021, PT Mahakarya Artha Sekuritas resmi diakuisisi dan berganti nama menjadi PT Stockbit Sekuritas Digital. Stockbit menerapkan biaya komisi yang kecil 0,10% untuk fee beli dan 0,20% jual.
3. Payfazz
Payfazz merupakan platform keuangan yang menawarkan alternatif pembayaran bagi masyarakat Indonesia. Startup yang berdiri pada 2016 ini merupakan alumni program akselerator Y Combinator Amerika Serikat 9AS).
Perusahaan telah melayani 10 juta pengguna aktif bulanan dan berencana memperluas penawaran dengan menyediakan lebih banyak produk keuangan digital.
Startup itu mengantongi pendanaan seri B US$ 53 juta atau sekitar Rp 765 miliar. Investasi ini dipimpin oleh dua investor Singapura, B Capital dan Insignia Ventures Partners.
4. BukuWarung
BukuWarung merupakan startup penyedia layanan pembukuan, pembayaran digital, dan solusi e-commerce untuk mencatat transaksi keuangan komersial. Startup yang berdiri pada 2019 ini menyasar UMKM.
BukuWarung meraih pendanaan seri A US$ 60 juta pada Juni 2021.
5. HappyFresh
HappyFresh meluncurkan supermarket online, yakni HappyFresh Supermarket pada Februari. Layanan ini menawarkan pengiriman 60 menit atau dikenal dengan istilah quick commerce.
Startup itu juga memperluas akses kebutuhan pokok di pasar Asia Tenggara. HappyFresh saat ini hadir di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
HappyFresh mencatatkan pertumbuhan pengguna hingga 300% per bulan tahun lalu.
6. Ralali
Platform e-commerce menghubungkan vendor dan UMKM. Startup yang berdiri pada 2014 ini menggaet 11.000 vendor, 135.000 pelanggan, 250.000 produk, dan 2 juta pengunjung setiap bulannya.
Ralali meraih pendanaan seri C US$ 13 juta pada Juli 2019. Investasi ini dipimpin oleh Arbor Ventures (Singapura), TNB Aura (Singapura) dan founder dari ZIGExN Co., Ltd., Mr Jo Hirao (Jepang).
7. Upbanx
Startup fintech penyedia layanan pendanaan bagi influencer ini disuntik oleh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina melalui Rans Entertainment.
8. Sirclo
Startup e-commerce enabler ini menggaet lebih dari 150 ribu merek (brands) dan 500 ribu pemilik warung. Selain itu, mempunyai 25 juta konsumen akhir dengan lebih dari 80 titik distribusi yang tersebar di Indonesia.
E-commerce enabler itu mengakuisisi Warung Pintar pada Februari. Kedua startup ini kemudian berfokus memperkuat posisi dalam bisnis solusi omnichannel bagi merek, distributor, pelaku usaha hingga konsumen akhir.
9. OY!
Startup fintech B2B payments ini menyederhanakan transaksi keuangan. Model bisnisnya yakni mengakomodasi seluruh kegiatan transaksi keuangan bagi individu dan pelaku bisnis di Indonesia.
Fintech yang beroperasi sejak 2018 itu memberikan solusi keuangan yang memungkinkan pelaku bisnis dari segala segmen mengirim dan menerima uang, secara digital (cashless) maupun offline atau tunai.
10. AwanTunai
Startup fintech lending ini sudah terdaftar di OJK. AwanTunai telah menyalurkan pinjaman Rp 1,1 Triliun kepada 32.213 peminjam.
Berdasarkan data CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies', Indonesia mencatatkan lima unicorn baru tahun lalu yaitu J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, Xendit, dan Kopi Kenangan.
Selain itu, ada tiga startup yang mengklaim atau dikabarkan memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar yakni Blibli, Tiket.com, dan Kredivo.
Indonesia juga memiliki dua decacorn yakni J&T Express dan Gojek.
Sedangkan DailySocial.id mencatat ada delapan unicorn baru Indonesia tahun lalu. Mereka yakni JD.ID, Blibli, Tiket.com, J&T Express, Kredivo, Ajaib, Xendit, dan Kopi Kenangan.
Dengan begitu, Indonesia total memiliki 12 unicorn, termasuk Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Selain itu, satu decacorn yakni Gojek.