Kata Menkominfo Soal Beda Data Penerima Set Top Box Gratis Kemensos
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghitung bahwa ada 6,7 juta penerima set top box gratis untuk beralih ke TV digital. Sedangkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (Kemensos) menunjukkan, ada 25 juta keluarga miskin di Indonesia.
Sedangkan 6,7 juta penerima set top box gratis TV digital itu merupakan warga miskin. Ini artinya, ada perbedaan antara data yang ditetapkan oleh Kominfo dan Kemensos.
Menteri Kominfo Johnny G Plate menyampaikan, perbedaan itu karena tidak semua keluarga miskin sebagaimana tercatat oleh Kemensos, membutuhkan set top box gratis.
Selain itu, Kominfo bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) dalam mendata warga miskin yang membutuhkan set top box gratis.
“Pendistribusian set top box gratis harus berbasis data valid. Kami harus memastikan datanya juga valid, sehingga tepat sasaran,” kata Johnny dalam diskusi publik bertajuk ‘Dukung Era Baru TV Digital, Jabodetabek Siap ASO’, Jumat (19/8).
Kemudian, tidak semua keluarga miskin memiliki perangkat yang siap untuk beralih ke TV digital. “Kemampuan dan sisi teknis untuk menerima siaran TV digital pada saat analog dimatikan (belum siap),” ujar dia.
Sebelumnya, Direktur Transmedia Latif Harnoko juga menyampaikan bahwa perusahaan menghadapi sejumlah kendala dalam mendistribusikan set top box TV digital kepada masyarakat, di antaranya:
- Data alamat penerima tidak lengkap
- Kendala teknis perangkat seperti tidak ada remote, tidak ada koneksi AV/RCA, dan kondisi antena tak layak
- Penerima belum mendapatkan siaran TV digital
- Penerima pindah domisili atau meninggal dunia
“Biaya sangat tinggi baik untuk pembelian, distribusi, dan instalasi (set top box) sampai ke rumah tangga penerima,” ujar Latif saat RDPU Panja Digitalisasi Penyiaran dengan Komisi I DPR di Jakarta, pada Juni (23/6). “Kami bekerja sama dengan SMK untuk menekan biaya.”
Hal senada disampaikan oleh President Director PT Surya Citra Media Tbk (SCM) Sutanto Hartono. Kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam mendistribusikan perangkat ini, di antaranya:
- TV tidak berfungsi normal
- Perlu mengganti kabel atau antena
- Proses instalasi yang memakan waktu
- Data rumah tangga miskin tidak sesuai atau tak memenuhi kriteria, seperti tidak terjangkau siaran terestrial, kondisi rumah tidak masuk kriteria miskin, atau tak memiliki televisi