Rahasia Operator Seluler di Balik Bocornya 1,3 M Data SIM Card Ponsel

Lenny Septiani
6 September 2022, 16:33
sim card ponsel, kominfo, kebocoran data
ANTARA FOTO/Makna Zaezar.
Penjual melayani calon pembeli di salah satu gerai produk ponsel, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (21/4/2020).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan bahwa 15% - 20% dari dua juta sampel atas 1,3 miliar data SIM card ponsel yang diduga bocor merupakan valid. Namun, ahli informasi dan teknologi (IT) mengungkapkan hal lain di balik dugaan kebocoran data ini.

Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya menyampaikan, hasil pengecekan secara random, 100% Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari sampel SIM card ponsel yang diunggah merupakan otentik.

“Nomor telepon yang terkait dengan NIK tersebut ternyata aktif dan memang digunakan oleh pemilik NIK yang bersangkutan,” kata Alfons dalam keterangan pers, Selasa (6/9).

SIM card ponsel yang diduga bocor 1,3 miliar. Sedangkan kartu ponsel yang aktif di Indonesia sekitar 300 juta.

Menurut aturan Kominfo, satu nomor NIK hanya bisa digunakan untuk mendaftarkan maksimal tiga kartu SIM. Apabila 1,3 miliar data SIM card itu betul bocor, maka satu NIK digunakan untuk mendaftar lebih dari satu kartu ponsel.

Itu artinya, ada pelanggaran aturan. “Artinya, ada operator seluler yang menggunakan satu NIK untuk registrasi 91 SIM card,” jelas Alfons.

Beberapa temuan Vaksincom yakni:

  • Satu NIK digunakan untuk registrasi 91 SIM card dengan nomor awalan 0831
  • Satu NIK digunakan untuk registrasi 1.287 SIM card dengan nomor awalan 0816
  • Satu NIK digunakan untuk registrasi 1.368 SIM card dengan nomor awalan 0821

0831 merupakan nomor ponsel Axis. Sedangkan 0816 Indosat dan 0821 Telkomsel.

Menurut Alfons, hal itu memberikan jawaban mengenai banyaknya SMS spam, telepon penipuan, teror debt collector, pinjaman online, dan telemarketer. Sebab, mereka dengan mudah berganti nomor telepon dengan satu nomor NIK.

“Hal ini didiamkan oleh pengawas. Ketika data registrasi SIM card bocor malah berlomba lepas tangan,” kata Alfons. “Menyalahkan masyarakat karena tidak melindungi NIK dengan baik”.

Padahal, pemilik data lebih dirugikan oleh kebocoran data ketimbang pengelola data. “Pengelola data paling mendapatkan malu karena tidak kompeten mengelola. Pemilik data yang akan menjadi korban dari eksploitasi data yang bocor,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys mengatakan, ada banyak nomor HP dari 1,3 miliar data SIM card yang bocor sudah tidak aktif.

“Yang aktif maksimal tiga per operator,” kata Merza kepada Katadata.co.id, Selasa (6/9). “Banyak orang dengan SIM card ‘pakai buang pakai buang’ kan.”

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...