Raksasa Teknologi Cina Tencent Dikabarkan PHK Karyawan
Raksasa teknologi Cina, Tencent Holdings dilaporkan memulai babak baru Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pemangkasan karyawan kabarnya dilakukan di lini bisnis video streaming, gim, dan komputasi awan (cloud).
Sumber melaporkan, PHK memengaruhi tiga dari enam divisi bisnis Tencent, termasuk lini game PUBG. “Beberapa staf di departemen hiburan interaktif (IEG) yang berfokus pada gim, diberitahu minggu lalu bahwa mereka diberhentikan,” ujar sumber dikutip dari Reuters, Selasa (15/11).
Tencent melakukan PHK pada awal tahun ini. Jumlah karyawan yang di-PHK pada Maret 116.213 dan Juni 110.715.
Berdasarkan data Refintiv, analis memperkirakan Tencent mencatatkan pendapatan stagnan atau turun sedikit pada kuartal III. Laporan keuangan kuartal III ini akan diumumkan Rabu (16/11).
Manajemen Tencent mengatakan, perusahaan berfokus pada pemotongan biaya dan menutup bisnis non-inti di area tertentu, termasuk pendidikan online, e-commerce, dan video streaming.
Perusahaan juga mengincar ekspansi global untuk mengimbangi pertumbuhan yang lambat di Cina.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Tencent mengatur ulang strategi merger dan akuisisi untuk lebih berfokus membeli saham mayoritas, terutama di perusahaan game luar negeri.
Tencent mencatatkan penurunan pendapatan pertama kali, karena peraturan ketat seputar gim di Cina dan pandemi Covid-19. Pendapatannya turun 3% menjadi 134,03 miliar yuan atau Rp 291,9 triliun pada kuartal II.
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang ekuitas perusahaan turun 56% menjadi 18,62 miliar yuan atau Rp 40,56 triliun.
Ekonomi Cina memang hanya tumbuh 0,4% pada kuartal II. Hal ini berdampak pada pendapatan Tencent di bidang teknologi finansial (fintech), cloud, dan iklan.
Belum lagi, industri gim di Negeri Tirai Bambu terkekang aturan-aturan baru. Beijing membatasi waktu anak di bawah 18 tahun dalam bermain game online menjadi maksimal tiga jam seminggu.
Cina juga menunda persetujuan perilisan game baru selama Juli 2021 hingga April 2022. Di Negeri Panda, gim perlu mendapat lampu hijau dari regulator sebelum dirilis dan dimonetisasi.
Analis di China Renaissance mengatakan, Tencent hanya meluncurkan tiga gim pada kuartal II. Pendapatannya dari game di Cina pun turun 1% menjadi 31,8 miliar yuan atau Rp 69 triliun. Begitu juga secara global, melorot 1% menjadi 10,7 miliar yuan atau Rp 23 triliun.
Raksasa teknologi Cina itu mengatakan, pasar game internasional mengalami ‘periode pencernaan pasca-pandemi corona’. Selama puncak pandemi Covid-19 dan lockdown secara global, orang-orang beralih ke gim untuk hiburan dan perusahaan.
Saat kasus Covid-19 menurun dan kebijakan lockdown diperlonggar, orang-orang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk bermain gim. Hal ini tecermin dari penurunan pendapatan dan laba perusahaan dibandingkan tahun lalu.