Mengenal ChatGPT Buatan OpenAI: Bisa Kerjakan Tugas Matematika
ChatGPT buatan lembaga riset asal San Fransisco, Amerika Serikat (AS), OpenAI viral di media sosial. Ini merupakan platform berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
OpenAI didirikan oleh Elon Musk, Sam Altman, dan beberapa peneliti pada 2015. Sam Altman menyampaikan, ChatGPT digunakan oleh lebih dari satu juta orang dalam lima hari sejak dirilis.
“ChatGPT diluncurkan pada Kamis. Hari ini melampaui 1 juta,” kata Sam Altman melalui Twitter, Senin (5/12).
ChatGPT launched on wednesday. today it crossed 1 million users!— Sam Altman (@sama) December 5, 2022
microsoft, and particularly azure, don’t get nearly enough credit for the stuff openai launches. they do an amazing amount of work to make it happen; we are deeply grateful for the partnership. they have built by far the best AI infra out there.— Sam Altman (@sama) December 5, 2022
Berdasarkan laman resmi OpenAI, mereka melatih model AI pada ChatGPT untuk menggunakan Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF). Ini sama dengan yang digunakan pada InstructGPT, tetapi dengan sedikit perbedaan dalam penyiapan pengumpulan data.
“Kami melatih model awal menggunakan penyetelan halus yang diawasi oleh pelatih AI (yang merupakan) manusia,” kata OpenAI. Pelatihan ini memungkinkan AI berbincang dengan pengguna.
ChatGPT kemudian disempurnakan dan menyelesaikan pelatihan pada awal tahun ini.
Warganet Indonesia pun mencoba ChatGPT buatan OpenAI tersebut. Ada yang meminta kecerdasan buatan itu untuk membuatkan perencanaan pemasaran atau marketing plan.
Gw minta AI untuk menulis marketing plan detil sebuah produk maternity untuk ibu hamil yang fungsinya mencegah p*ting lecet karena menyusui.
Produknya bukan salep, terbuat dari silver, namanya DARA.
Marketing plannya dalam Bahasa Indonesia. Cuman butuh waktu ~1 detik jadi. pic.twitter.com/BR07kqH7VX— Andy | talkinandy.eth |sol (@TalkinAndy) December 3, 2022
Ada juga yang bertanya mengenai platform di Indonesia maupun teori.
Bagaimana jika ada sebuah mesin yang bisa memahami apa yang kamu katakan dan menjawab pertanyaanmu dengan cara yang sesuai dengan gaya bahasa yang kamu gunakan? Itulah AI yang sedang rame di timeline, namanya: ChatGPT.
-A Short Know How Thread pic.twitter.com/vXa8zAf05I— Faiz Ghifari (@MFaizGhifari) December 4, 2022
Katadata.co.id pun mencoba untuk menggunakan ChatGPT. Hasilnya, ChatGPT menanggapi pertanyaan baik dalam bahasa Inggris maupun Indonesia.
Misalnya, Katadata.co.id bertanya mengenai apa yang harus dilakukan jika menghadapi persoalan hukum. ChatGPT pun memberikan sejumlah rekomendasi.
Kemudian Katadata.co.id memberikan pertanyaan yang lebih kompleks. "Tentukan limit x mendekati tak hingga 4x-1/x-2?" demikian bunyi pertanyaannya.
ChatGPT pun menjelaskan jawabannya berikut rumusnya.
Katadata.co.id kemudian meminta ChatGPT membuatkan cerita pendek. AI buatan OpenAI ini pun membuatnya dan saat dicek di Google Chrome, ChatGPT tidak plagiat.
Keterbatasan ChatGPT Milik OpenAI
OpenAI mengatakan, ChatGPT terkadang menulis jawaban yang terdengar masuk akal, tetapi sebenarnya salah. Lembaga riset itu menyampaikan, ada beberapa tantangan yang mereka hadapi untuk mengatasi hal ini, di antaranya:
1. Selama pelatihan RL, tidak ada sumber kebenaran
2. Saat Melatih AI untuk lebih berhati-hati, ChatGPT justru menolak pertanyaan yang sebenarnya dapat dijawab dengan benar
3. Pelatihan yang diawasi menyesatkan AI, karena jawaban yang ideal bergantung pada apa yang diketahui oleh AI, bukan apa yang diketahui oleh peraga manusia
4. ChatGPT peka terhadap tweak atau penyesuaian sistem ke frase input atau mencoba prompt yang sama beberapa kali. Prompt terdiri dari satu atau tiga kalimat yang mengangkat masalah, atau mengajukan pertanyaan yang harus Anda jawab dalam esai.
Misalnya AI diberikan satu ungkapan pertanyaan, maka ChatGPT dapat mengklaim tidak tahu jawabannya. Begitu diberi sedikit pengulangan, ChatGPT memberikan jawaban yang benar.
5. AI pada ChatGPT juga sering bertele-tele dan menggunakan frasa tertentu secara berlebihan, seperti menyatakan kembali bahwa itu adalah model bahasa yang dilatih oleh OpenAI.
Idealnya, AI akan mengajukan pertanyaan klarifikasi saat pengguna memberikan kueri yang ambigu. Sebaliknya, ChatGPT masih menebak apa yang diinginkan oleh pengguna.
“Kami telah berupaya agar model tersebut menolak permintaan yang tidak pantas, terkadang model tersebut menanggapi instruksi yang berbahaya atau menunjukkan perilaku bias,” tambah OpenAI.
6. OpenAI pun API Moderasi untuk memperingatkan atau memblokir jenis konten yang tidak aman. “Kami sangat ingin mengumpulkan umpan balik pengguna untuk membantu pekerjaan kami yang berkelanjutan dalam meningkatkan sistem ini,” ujar OpenAI.