Cara YouTube Saingi TikTok di Indonesia

Desy Setyowati
13 Oktober 2023, 11:31
youtube, tiktok,
YouTube
Regional Director YouTube Asia-Pacific Ajay Vidyasagar, Kreator YouTube Nessie Judge, CoFounder AmbilHati Sandru Emil

YouTube dan TikTok sama-sama menyajikan konten video. YouTube berfokus menyajikan multipel platform guna memudahkan kreator konten dan pengiklan membuat video, dan menyesuaikannya dengan preferensi pengguna.

Multipel platform yang dimaksud yakni:

  1. Long form atau video dengan durasi panjang
  2. Short form alias video berdurasi pendek
  3. Live form atau siaran lansung

Regional Director YouTube Asia-Pacific Ajay Vidyasagar menyampaikan, topik populer di YouTube beragam, mulai dari musik Korea atau Kpop, pertandingan olahraga atau konser musik.

“Kami memiliki keberagaman dan kedalaman konten,” kata Ajay dalam Press Briefing untuk acara Southeast Asia YouTube Works Awards: The Finale 2023 di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (12/10).

Banyaknya penonton tergantung pada kemampuan kreator konten memahami pengguna dan membangun story telling. “Kami membantu story teller meraih pengguna atau fan melalui multipel platform,” Ajay menambahkan.

Selain itu, menggunakan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dan mesin pembelajar alias machine learning untuk mempelajari preferensi pengguna.

Kreator YouTube Nessie Judge menyampaikan bahwa multipel platform memudahkannya dirinya membuat konten. “Aku bisa memindahkan video di long form ke short form,” katanya.

“Kalau pengguna mau melihat video versi lengkap, bisa ke long form,” Nessie menambahkan.

Bagi pengiklan, multipel platform di YouTube juga memudahkan merek atau brand membuat iklan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. “Ini membantu gen Z memilih konten,” ujar CoFounder AmbilHati Sandru Emil.

“Ada tiga elemen yang membantu kami menyesuaikan keinginan brand yakni big idea, insights atau data tentang konsumen, dan platform,” Sandru menambahkan.

Dengan strategi tersebut, YouTube menyampaikan bahwa perusahaan bisa menggaet lebih banyak gen Z di Indonesia. Berdasarkan penelitian Kantar pada September 2023 misalnya, YouTube menjadi layanan video yang paling disukai oleh gen Z atau usia 18 – 24 tahun di Tanah Air.

Kantar melakukan riset terhadap sekotar 3.000 responden berusia 18 tahun ke atas di 39 negara. Survei dilakukan secara online selama 15 menit.

Rincian hasil penelitian Kantar di antaranya:

  • Gen Z di Indonesia setuju bahwa YouTube memungkinkan mereka mengakses beragam jenis konten
  • Penonton gen Z lebih sering menonton YouTube ketimbang platform lain
  • Gen Z paling tertarik menggunakan layanan video yang dapat dibuka di berbagai perangkat secara lancar (62%), memungkinkan mereka memilih tontonan dengan mudah (57%), dan memberikan rekomendasi yang bagus (56%)
  • 94% responden setuju YouTube memiliki konten yang relevan
  • 93% responden setuju bahwa YouTube memiliki konten yang memungkinkan mereka mendalami topik yang diminati
  • 95% responden setuju bahwa YouTube memiliki konten yang beragam
  • 89% responden setuju bahwa YouTube memiliki konten unik yang tidak dapat mereka temukan di tempat lain

Berdasarkan survei Ipsos, YouTube menjadi salah satu pilihan teratas gen Z dan milenial dalam mencari konten. Penelitian dilakukan pada Agustus dengan survei secara online terhadap 600 responden berusia 18 – 24 tahun.

Rincian hasil survei Ipsos terhadap responden berusia 18 - 44 tahun sebagai berikut: 

  • 61% responden setuju bahwa YouTube lebih efektif dari sisi waktu daripada platform video lain
  • 69% responden memilih YouTube jika hanya boleh menggunakan satu aplikasi streaming video
  • 95% pernah menonton konten dari kreator dalam berbagai format selama 12 bulan terakhir
  •  90% pernah menonton setidaknya empat format konten yang ditawarkan YouTube selama 12 bulan terakhir

Sedangkan hasil survei Ipsos terhadap responden berusia 18 - 24 tahun di antaranya:

  • 52% responden Gen Z mereka merasa lebih dekat dengan kreator dan artis yang mereka tonton di YouTube daripada di platform lain
  • 62% responden menggunakan YouTube karena membantu mereka merasa lebih terhubung dengan orang lain.
  • 95% responden menonton video yang membantu mereka belajar melakukan sesuatu satu kali atau lebih per bulan

“Sebanyak 90% dari gen Z atau responden berusia 18 – 24 tahun menggunakan YouTube Shorts,” demikian isi laporan Ipsos.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...