Bank Ganesha Lepas 7,5 Miliar Saham Lewat Rights Issue Kedua
PT Bank Ganesha Tbk berencana melakukan penambahan modal dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) II atau rights issue. Perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,5 miliar lembar.
Harga pelaksanaan rights issue kedua itu Rp 100 per saham atau 45,53% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Hal ini diketahui dari informasi di situs keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk melancarkan rencana aksi korporasi itu, perusahaan akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 September. Pelaksanaan hasil HMETD II paling lambat 12 bulan setelah tanggal persetujuan RUPSLB.
Dana hasil HMETD II setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan. Utamanya, untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha Bank Ganesha melalui pemberian kredit, termasuk dengan layanan digital.
Pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD akan terkena dilusi kepemilikan maksimum 31,29% dari persentase.
Dalam keterangan resmi, Bank Ganesha akan melakukan panggilan pada 2 September di media yang sama. Sedangkan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPSLB merupakan yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.
Sedangkan untuk pemegang sub rekening efek atau wakilnya dengan surat kuasa akan digelar pada penutupan perdagangan saham di bursa efek pada 1 September.
Lalu, RUPSLB akan dilaksanakan pada 26 September.
Sebagaimana Peraturan OJK atau POJK Nomor 14/POJK.04/2019 tentang HMETD, pemberian kuasa dan wewenang kepada direksi perseroan untuk:
- Menetapkan jumlah saham yang ditawarkan dalam HMETD II dan menetapkan harga pelaksanaan HMETD II
- Melakukan segala tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaan HMETD II dengan memerhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Melakukan peningkatan modal disetor setelah pelaksanaan HMETD II
Sebelumnya, PT Bank Ganesha Tbk mendapat izin OJK untuk menerbitkan saham baru atau rights issue sebanyak-banyaknya 5,58 miliar saham atau 33,33% dari modal yang disetor. Harga pelaksanaan Rp 200 per saham dan diperkirakan menerima dana segar Rp 1,1 triliun.