Shopee Berencana Tetap Gencar Promosi Setelah Pandemi Corona Usai
Perusahaan e-commerce asal Singapura, Shopee berencana tetap gencar memberikan promosi setelah pandemi corona usai. Strategi dinilai efektif untuk menggaet pengguna baru.
"Ke depan kami terus berikan promo yang menarik, baik ada pandemi atau tidak," kata Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja saat konferenspers Shopee 11.11 Big Sale, Kamis (15/10).
Berdasarkan data Facebook, e-commerce menjadi salah satu aplikasi yang mulai digunakan banyak masyarakat. Ini karena aktivitas masyarakat di luar rumah dibatasi.
Berdasarkan survei Redseer, 51% responden pertama kali menggunakan aplikasi belanja saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ini membuat volume permintaan di e-commerce melonjak lima hingga 10 kali lipat dibandingkan sebelum ada pandemi virus corona.
Transaksi harian di platform e-commerce pun meningkat menjadi 4,8 juta transaksi pada April lalu. Pada periode sama tahun lalu, rerata transaksi hanya 3,1 juta.
Selain itu, strategi promosi dinilai dapat mendorong transaksi saat pandemi Covid-19. Berdasarkan survei keyakinan konsumen Bank Indonesia (BI) pada September, keyakinan konsumen untuk membeli barang tahan lama memang menurun, terutama pada kelompok berpendapatan di atas Rp 5 juta dan usia 20-50 tahun.
Secara keseluruhan, keyakinan konsumen merosot pada bulan lalu dibandingkan Agustus. Rinciannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Shopee memang rutin menggelar kampanye setiap bulannya, sejak Februari lalu. Nama program juga disesuaikan dengan waktu dan barang yang dipromosikan, seperti 2.2 Men Sale, 3.3 Fashion Sale, kemudian 10.10 Brands Festival.
Yang terbaru, Shopee menggelar kampanye promosi Shopee 11.11 Big Sale. Kampanye ini berlangsung sejak 12 Oktober hingga 11 November.
Shopee menawarkan tiga promo utama yakni cash on delivery (COD) gratis ongkos kirim Rp 0, diskon 50%, dan ShopeePay Deals Rp 1. “Ini kelanjutan atas momentum yang kuat dari acara sebelumnya, yakni 9.9 dan 10.10," kata Chief Executive Officer Shopee Chris Feng.
Sebelumnya, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan, promosi memang masih menjadi pertimbangan konsumen di Indonesia dalam berbelanja di platform e-commerce. Kesamaan pelanggan antargenerasi yakni rasional terhadap harga. Mereka akan membandingkan harga dan diskon yang didapat.
Hal-hal yang diperhatikan yakni harga produk, ongkir hingga promosi seperti uang kembali (cashback). "Shopee ini sangat gencar promosi. Diskon ongkos kirim dan cashback menjadi strategi andalan," kata Nailul kepada Katadata.co.id, September lalu (17/9).
Head of Hi-Tech, Property, and Consumer Goods Industry MarkPlus, Inc Resha Dwi Prabowo sepakat bahwa promosi menjadi alasan konsumen berkunjung ke platform e-commerce dan bertransaksi. Selain itu, "keamanan dan kenyamanan saat menggunakan layanan," kata dia saat konferensi pers virtual.
Berdasarkan survei MarkPlus terhadap 500 responden selama Juli-September, sebagian besar memilih Shopee dan Tokopedia selama pandemi Covid-19. Penyebabnya, kedua perusahaan menawarkan sejumlah promosi.
Dengan banyaknya promosi itu, jumlah pesanan bruto yang masuk ke platform Shopee kemudian tumbuh 150,1% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 615,9 juta pada kuartal II.
Nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) pun meningkat 109,9% yoy menjadi US$ 8 miliar atau Rp 118,8 triliun. Transaksi ini berdasarkan operasional Shopee di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Taiwan, dan Brasil.
Di Tanah Air, pesanannya lebih dari 260 juta selama April-Juni. Transaksi per hari rata-rata 2,8 juta lebih, meningkat 130% yoy.
Berdasarkan data iPrice, jumlah kunjungan per bulan ke platform Shopee di Indonesia melampaui Tokopedia sejak kuartal akhir tahun lalu. Ini tecermin pada Databoks di bawah ini:
Meski transaksinya melonjak, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA Shopee yang disesuaikan negatif US$ 305,5 juta. Kerugian ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu, yang hanya US$ 248,3 juta.
Namun kerugian EBITDA yang disesuaikan per pesanan turun 50,5% yoy menjadi US$ 0,5.