Cara Bukalapak Bantu Indonesia Atasi Defisit 9 Juta Talenta Digital
McKinsey memperkirakan, Indonesia kekurangan sembilan juta pekerja di bidang teknologi selama 2019 hingga 2030. Perusahaan e-commerce Bukalapak pun mengembangkan pusat penelitian dan membuat program magang bersertifikat untuk mengatasi defisit talenta digital.
Komisaris Bukalapak Bambang Brodjonegoro mengatakan, perusahaan mempunyai program magang bersertifikat bernama Cakrawala. Ini menyasar mahasiswa agar mendapatkan pengalaman bekerja di berbagai bidang, seperti business intelligence, data science hingga software development.
Program Bukalapak itu terintegrasi dengan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yakni Kampus Merdeka. Kemendikbud Ristek meluncurkan Kampus Merdeka untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa memilih mata kuliah yang akan mereka ambil secara bebas.
Bukalapak juga mempunyai program magang selama tiga bulan, yakni BukaPotensi. Ini dirancang khusus untuk mengembangkan calon talenta digital dari mahasiswa yang bersiap menjadi tenaga kerja di Bukalapak.
Kemudian, perusahaan mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan alias research and development (R&D). "Pusat penelitian itu menjadi rumah bagi 1.000 engineer di Bukalapak," kata Bambang dalam webinar Katadata dengan University of Technology Sidney (UTS) bertajuk The Future of the Digital Economy in Indonesia, Selasa (23/11).
Di pusat penelitian itu, engineer melakukan riset teknologi untuk pengembangan bisnis, seperti teknologi pencatatan keuangan yang berguna bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Mitra Bukalapak.
Bambang mengatakan, Bukalapak mengembangkan berbagai program tersebut untuk mengatasi defisit talenta digital di Indonesia. "Ada kebutuhan talenta digital yang besar. Dalam waktu singkat harus cari cara agar mengisi defisit talenta digital ini," ujar dia.
Sebelumnya, McKinsey dan Bank Dunia memperkirakan bahwa Indonesia kekurangan sembilan juta pekerja digital hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu pegiat digital per tahun.
Riset Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta juga menunjukkan, hanya 19% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, Nusantara butuh 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mendorong perusahaan teknologi seperti Bukalapak agar gencar menggelar program pelatihan. "Saya berharap gerakan seperti pelatihan bertambah," katanya dalam acara Google4ID, tahun lalu (18/11/2020).