Jokowi Ramal Ekonomi Digital Indonesia Bisa Capai Rp 1.900 T Pada 2025
Presiden Joko Widodo menilai Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam ekonomi dan keuangan digital di Asia Tenggara. Jokowi mengatakan ekonomi digital berpotensi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Jokowi mencatat Indonesia berkontribusi sebesar 40 persen dari transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara. Selain itu, jumlah perusahaan rintisan digital di dalam negeri telah lebih dari 2.400 perusahaan.
"Kunci untuk tumbuh dan berkembang dalam ekonomi digital adalah inovasi dan kepercayaan," kata Presiden Jokowi dalam saluran resmi Bank Indonesia, Senin (8/5).
Tingginya jumlah perusahaan rintisan membuat Indonesia sebagai negara keenam dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak di dunia. Presiden Jokowi memproyeksikan nilai ekonomi digital nasional mencapai US$ 130 miliar atau setara Rp 1.912 triliun pada 2025.
Angka tersebut diramalkan akan terus tumbuh dan naik 142,3 persen menjadi US$ 310 miliar pada 2030. Maka dari itu, Jokowi mengimbau pemangku kepentingan untuk terus mengembangkan inovasi dalam ekonomi digital.
Salah satu inovasi yang disoroti Jokowi adalah Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS. Sebagai informasi, beberapa bank sentral di Asia Tenggara telah menyepakati penggunaan QRIS di negaranya, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina.
Kesepakatan tersebut membuat masyarakat Indonesia dapat membeli barang di negara tersebut dengan Rupiah melalui QRIS. Adapun, QRIS akan langsung mengkonversi Rupiah ke mata uang negara tersebut secara otomatis nantinya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap agar QRIS antar negara dapat terus diperkuat. Pasalnya, hal tersebut dinilai dapat mendukung perekonomian dan meningkatkan inklusi keuangan di kawasan.
"Dan ini menjadi bagian penting keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini," ujar Jokowi.
Walau demikian, Mantan Walikota Solo ini mengingatkan agar inovasi yang dilakukan harus mampu mengantisipasi risiko. Selain itu, Jokowi meminta agar inovasi terhadap QRIS menyediakan sistem keamanan yang handal dan sistem perlindungan konsumen yang baik.
Jokowi menegaskan mitigasi risiko dalam inovasi ekonomi digital harus diperhitungkan. Dalam jangka panjang, Jokowi berharap agar QRIS antar negara dapat mengadopsi standar internasional.
"Mitigasi risiko ini harus betul-betul dihitung bagaimana regulasi dan pengawasan pemantauan implikasi terhadap nilai tukar dan keberlanjutannya dalam adopsi standar internasionalnya," kata Jokowi.