Riset: Shopee dan Lazada Paling Agresif Setelah TikTok Shop Tutup

Desy Setyowati
30 November 2023, 06:40
Shopee, TikTok, Tokopedia, Lazada,
Katadata/Desy Setyowati
Shopee, TikTok, Tokopedia, Lazada

Shopee dan Lazada dinilai menjadi e-commerce paling agresif menggaet pengguna dan pedagang online setelah TikTok Shop tutup. Kini TikTok mulai mengurus perizinan di Indonesia.

Perusahaan asal Cina itu menutup TikTok Shop pada awal Oktober (4/10) atau sepekan setelah Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan alias Permendag Nomor 31 tahun 2023 pada 26 September.

Permendag itu melarang media sosial dan e-commerce ada di satu aplikasi. 

"Intinya kemarin itu TikTok belum patuh. Belum punya izin. Sekarang mereka sedang urus," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga saat ditemui seusai pembukaan inabuyer EV Expo 2023, di Jakarta, Selasa (28/11).

"TikTok sekarang berusaha memenuhi kepatuhan dengan peraturan-peraturan yang berlaku," Jerry menambahkan.

Selama TikTok Shop tutup, Macquarie Sekuritas mencatat ada dua e-commerce yang gencar mengembangkan bisnis. “Kajian kami menunjukkan bahwa Shopee dan Lazada menjadi yang paling agresif selama tidak adanya TikTok Shop,” demikian isi laporan dikutip dari Bloomberg.

VP Category Management Lazada Indonesia Canggih Satriatama mengatakan, jumlah penjual baru bertambah selama Oktober. Namun ia tidak memerinci jumlahnya.

“Setiap hari angkanya berubah. Yang jelas, cukup signifikan,” kata Canggih dalam acara Media Briefing - Lazada Seller Conference 2023 di Jakarta, pada Oktober (27/10).

Namun ia tidak dapat memastikan apakah kenaikan jumlah penjual baru karena TikTok Shop ditutup. Di satu sisi, Lazada memiliki program untuk menarik pedagang baru.

“Kami lebih percaya diri bahwa ini karena program kami, bukan karena ‘sebelah’ ditutup,” ujarnya.

Lazada menggratiskan biaya administrasi dan pengiriman kepada penjual yang baru mendaftar per 3 Oktober atau sehari sebelum TikTok Shop tutup. Rincian diskon yang diberikan oleh Lazada kepada pedagang yang baru bergabung yakni:

  1. Bebas biaya admin selama tiga bulan
  2. Bebas biaya pengiriman selama dua bulan
  3. Kredit solusi yang disponsori Lazada Rp 300 ribu

Canggih menjelaskan bahwa kredit solusi Rp 300 ribu tersebut dapat dimanfaatkan oleh penjual untuk membuat iklan di platform Lazada. Dengan begitu, produk penjual dapat lebih mudah dilihat oleh pembeli atau berada pada posisi teratas dalam pencarian pengguna.

“Pemberian pinjaman Rp 300 ribu bertujuan mempercepat pertumbuhan bisnis penjual dengan tenang, bahwa Lazada hadir untuk bermitra jangka panjang,” kata CEO Lazada Indonesia James Chang kepada karyawan melalui email yang dilihat oleh Katadata.co.id, awal Oktober (6/10).

Selain itu, Lazada membebaskan biaya admin kepada penjual yang berjualan secara live streaming sejak 3 Oktober.

“Bagi UMKM yang terkena dampak perubahan peraturan baru-baru ini, kami mendukung mereka untuk masuk ke platform Lazada,” James menambahkan.

Ia pun mengungkapkan dukungan apa saja yang diberikan oleh Lazada kepada penjual, di antaranya:

  • Meluncurkan LazzieChat, chatbot berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) pertama yang didukung oleh ChatGPT. Chatbot ini bisa mengerti Bahasa Indonesia.
  • Meluncurkan Gerakan Akselerasi Karya Rakyat Digital atau AKAR Indonesia, bekerja sama dengan pemerintah Indonesia pada 2021. Total Lazada melatih hampir 10 ribu talenta lokal termasuk penjual UMKM, livestreamer, siswa dan guru sekolah kejuruan, mitra kurir, serta inkubator pemerintah yang terus bertindak sebagai pelatih dan/atau memulai bisnis sendiri di bidang ekonomi digital.

“Sejak hari pertama, kami memandang perkembangan industri e-commerce di Indonesia sebagai maraton, bukan sprint,” ujar James.

“Sama seperti mengikuti kursus Lazada Run, kami mengadopsi pandangan jangka panjang. Ini berarti kami dapat mengatur kecepatan sendiri, memposisikan Lazada untuk sukses bersama penjual dan merek lokal,” James menambahkan.

Sementara itu, Shopee tidak berkomentar terkait peningkatan jumlah pengguna, penjual maupun kreator konten setelah TikTok Shop tutup. “Banyak faktor yang memengaruhi e-commerce,” kata Head of Marketing Growth Shopee Indonesia Monica Vionna usai Konferensi Pers Transformasi Wujudkan Mimpi bersama Shopee 11.11 Big Sale di Jakarta, pada Oktober (17/10).

Salah satu faktor yang dimaksud yakni diskon. Promosi dinilai bisa meningkatkan transaksi.

“Kami melatih banyak UMKM,” ujar Monica. “Peningkatan jumlah pengguna atau lainnya, itu ada faktor kampanye dan lainnya.”

Reporter: Desy Setyowati, Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...