Aplikasi Belanja asal Cina Temu Masih Bisa Diunduh di RI, Ini Kata Kemendag

Aplikasi belanja online asal Cina Temu masih bisa diunduh di Indonesia, meskipun belum mendapatkan izin dari pemerintah. Kementerian Perdagangan atau Kemendag menyampaikan hal ini akan didiskusikan dengan Kementerian Komunikasi dan Digital alias Komdigi.

“Temu belum ada izinnya, setahu saya,” kata Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga atau PKTN Kemendag Moga Simatupang ditemui di Gedung DPR RI, di Jakarta Pusat, Kamis (24/4). Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mengunduh aplikasi Temu.

Kemendag belum mendapatkan pengaduan konsumen terkait aplikasi Temu. 

Temu merupakan platform e-commerce milik PDD Holdings, perusahaan asal Cina yang juga membawahi Pinduoduo. Aplikasi ini gencar merambah pasar Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, dan Filipina sejak tahun lalu.

Di Thailand, Temu menawarkan berbagai produk lintas-negara dengan sistem pengiriman gratis dan waktu pengiriman berkisar lima hingga 20 hari.

Meski begitu, sebagian besar barang yang dijual di Temu tidak bermerek dan diduga berasal dari luar negeri, yang berpotensi mematikan pelaku usaha kecil dan menengah dalam negeri.

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, saat masih menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika atau Kominfo menyampaikan Temu tidak mendapat izin. Menurut dia, aplikasi ini bisa mengganggu ekosistem UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional, baik dari sisi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB maupun penyerapan tenaga kerja.

Situs web Temu diblokir oleh Kominfo yang kini bernama Komdigi. Akan tetapi, berdasarkan pantauan Katadata.co.id aplikasi asal Cina ini masih tersedia di App Store dan Play Store. 

Aplikasi Temu bisa diunduh dan terpasang di perangkat, baik berbasi iOS ataupun Android. Tercatat, platform belanja online ini telah diunduh 500 juta kali dan mendapat ulasan 4,4 dari lima di Play Store, serta ulasan 4,5 di App Store. 

Aplikasi bisa dibuka, tetapi hanya menunjukkan barang-barang dengan harga yang tertera dalam kurs dolar Amerika Serikat. Aplikasi ini juga tak menampilkan wilayah Indonesia dalam format pengisian wilayah, serta tak mendukung format tampilan kurs rupiah.