Pelatihan Kelas Online Bantu UMKM Kelola Bisnis Modern dari Rumah
Penjual minyak cabai kemasan, Adi Winata, tak menyangka produk dagangannya laris manis. Pengusaha muda asal Kalideres, Jakarta ini sudah enam tahun menjajal berbagai usaha, mulai dari fesyen hingga kuliner, sebelum menemukan momentum besar dalam setahun terakhir.
Usaha minyak cabai atau beken dikenal produk chili oil miliknya melejit setelah Adi mengikuti berbagai pelatihan Kampus UMKM Shopee, baik secara daring maupun luring.
“Awalnya toko saya belum punya rating sama sekali. Sekarang setelah aktif sekitar satu–dua bulan dan ikut pelatihan offline, manfaatnya banyak banget: dari cara pakai fitur Shopee, cara branding, kelola stok, sampai melayani pelanggan,” ujar Adi saat ditemui dalam acara peluncuran Kampus UMKM Shopee Kelas Online Edisi Spesial Shopee 10th Birthday di Gedung Smesco, Jakarta, baru-baru ini.
Pemilik toko daring di Shopee bernama Mamarasa Official, ini mengaku bukan pengusaha pemula. Namun, setelah mengikuti berbagai pelatihan, ia merasa pandangannya terhadap strategi bisnis digital menjadi jauh lebih terarah.
“Bayangkan dari tahun 2020 saya sudah berjualan. Baru paham yang begini-begini (strategi dan promosi di ranah digital). Sekarang kan caranya benar-benar beda. Kalau dulu ketemu langsung sama pembeli. Sekarang semua serba digital. Jual produk makanan yang orang nggak bisa cicip langsung, tantangannya adalah bagaimana bikin pembeli percaya dan mau kasih ulasan positif,” ujar pria berusia 37 tahun ini.
Dulu, lanjut Adi bercerita, pengemasan yang dilakukan di bisnis terdahulu bisa terbilang ala kadarnya. Pelan-pelan tokonya di Shopee pun mendapat rating bintang 5 dan ulasan yang beragama dari pembeli.
“Dulu pengemasan asal-asalan, sekarang sudah pakai kardus. Dulu paling pesanan satu, sekarang bisa sampai enam, dua belas, bahkan ada pelanggan di Jawa yang sekali order tiga sampai empat lusin. Nah akhirnya kita jadi berbenah,” kata Adi yang saat ini masih menjalani bisnisnya dari sebuah rumah.
Pelatihan yang diikuti ia ikuti bersama Kampus UMKM Shopee, Adi benar-benar mempelajari bahkan menguliknya secara mendalam. Ragam fitur seperti live commerce, penggunaan iklan yang efektif sampai sampai pada pengenalan promo ongkir gratis, turut mendongkrak penjualan.
Usahanya bukan sekadar bertumbuh secara laba, yang ia sadar, bisnisnya saat ini naik kelas dalam cara berbeda.
“Saya juga mulai pakai affiliator. Buat saya, Shopee itu sangat membantu. Kalau tidak ada Shopee, mungkin kami hanya bisa menjangkau wilayah lokal saja. Tapi dengan adanya Shopee, kami bisa menjangkau daerah-daerah lain, bahkan yang terpencil,” kata Adi.
Kisah serupa datang dari Fika Irmawanti, ibu muda asal Bekasi, Jawa Barat. Melalui toko Made With Love Parcel & Fruits, bisnis rumahan miliknya hanya menyasar konsumen di wilayah Jabodetabek.
Berbeda dari banyak UMKM yang berlomba memperluas jangkauan pasar ke seluruh Indonesia, toko online Fika di Shopee justru tumbuh dengan strategi yang lebih terarah, menyasar pembeli di sekitaran Jabodetabek agar layanan pengiriman lebih cepat dan produk tetap segar.
“Kalau jualan tas atau baju kan marketnya bisa dari wilayah ujung ke ujung. Tapi kalau kita enggak, jadi kita manfaatkan banyak pembeli yang di sekitaran Jabodetabek, jika ada yang sakit atau mau kirim ke teman parsel, bisa langsung. Enaknya di Shopee ada kurir Instan kan. Nah itu justru aku tahunya pas ikut pelatihan Kampus UMKM Shopee,” ujar Fika.
Fika mengenal fitur-fitur Shopee, termasuk layanan pengiriman instan, setelah mengikuti pelatihan Kampus UMKM Shopee. Dari sana, ia belajar cara mengemas produk, menampilkan foto yang menarik, hingga strategi agar tokonya tampil di etalase Shopee. Mungkin penjual buah atau parsel bertaburan di Jakarta, tapi Fika punya kiat-kiat agar toko miliknya di Shopee dilirik pembeli.
“Kami juga jaga banget fitur review dan chat. Itu dikasih tahu sama trainer waktu pelatihan. Ternyata itu penting buat jaga kepercayaan pembeli,” katanya.
Kini, bisnis parsel buahnya berkembang pesat hingga sang suami ikut terjun penuh membantu usaha keluarga.
“Awalnya saya sendiri, tapi sejak pesanan makin banyak, suami akhirnya ikut bantu penuh. Jadi beberapa waktu lalu memutuskan resign,” ucap Fika sambil terkekeh.
Di dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Koperasi dan UKM Temmy Satya Permana mengapresiasi komitmen Shopee mendampingi UMKM secara berkelanjutan, bukan sekadar mengajak mereka masuk ke ekosistem digital, tapi juga memastikan mereka tumbuh bersama.
Menurut Temmy, para alumni Kampus UMKM Shopee terbukti mampu memperluas pasar, meningkatkan kapasitas usaha, hingga mulai menerapkan strategi pemasaran modern seperti AI dan live commerce.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Shopee yang konsisten mendampingi UMKM, baik secara offline maupun digital. Harapan kami, program ini bisa menjangkau lebih banyak pengusaha kecil agar mampu bertahan bahkan berkembang di platform digital,” ujarnya.
Kementerian UMKM sendiri mencatat, dari total pengusaha UMKM di Indonesia, 25 juta sudah terhubung ke ekosistem digital dan angka ini terus meningkat.


Produk UMKM Unggulan 