Rilis AstraPay, Astra Group Andalkan Ekosistem Saingi GoPay - OVO
Perusahaan multibisnis PT Astra International Tbk meluncurkan platform teknologi finansial atau fintech pembayaran AstraPay hari ini (15/9). Layanan ini akan bersaing dengan OVO hingga GoPay.
Direktur Astra International Suparno Djasmin mengatakan, manajemen sudah memperkenalkan AstraPay dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada April. Selain itu, menggelar soft launching pada Juli.
Ia menyampaikan, kehadiran AstraPay merupakan bentuk peningkatan layanan. "Kami terus berinovasi menyediakan berbagai layanan kepada konsumen," kata Suparno saat konferensi pers virtual, Rabu (15/9).
Untuk bersaing dengan platform fintech pembayaran lain seperti OVO dan GoPay, AstraPay mengandalkan jaringan ekosistem yang luas. "Keunikannya, kami memiliki ekosistem yang luas dan didukung grup Astra. Reputasinya juga baik," ujar dia.
Saat ini, Astra Group menggaet lima juta konsumen. AstraPay sendiri mempunyai 2,3 juta pengguna terdaftar. "Dari hari ke hari terus tumbuh," kata Suparno.
AstraPay juga mempunyai 1.600 jaringan outlet pembayaran di ekosistem Astra, seperti ACC, FIF Group, Maucash hingga TAF. Kemudian, AstraPay menggaet 2.300 outlet Astra dalam pembayaran melalui QRIS, mulai dari otomotif, keuangan, dan lainnya.
COO AstraPay Ricky Gunawan mengatakan, ada dua tipe layanan AstraPay yakni untuk konsumen Astra dan masyarakat luas.
Untuk konsumen Astra, AstraPay bisa dipakai untuk pembayaran berbagai layanan di bengkel dan dealer Astra. "Hanya perlu datang ke kasir bengkel, pembayaran bisa lewat AstraPay," katanya.
Pengguna juga bisa memakai AstraPay untuk pembayaran angsuran di ACC, FIF Group hingga TAF.
Di luar ekosistem Astra, AstraPay terintegrasi dengan berbagai layanan seperti transportasi publik Transjakarta dan MRT di DKI Jakarta. "Ini akan kami perluas ke wilayah lain," katanya.
Kemudian, pengguna dapat menggunakan AstraPay untuk kebutuhan pembayaran sehari-hari, seperti listrik, pulsa hingga pajak bumi dan bangunan (PBB).
Ada juga layanan paylater atau bayar kemudian. "Plafon paylater yang masuk, bisa digunakan berbagai transaksi di AstraPay, termasuk pembayaran ke QRIS," ujarnya.
AstraPay juga menyediakan berbagai promo guna menggaet lebih banyak pengguna. Ini berupa uang kembali (cashback) hingga 50% untuk layanan MRT dan 100% di Transjakarta.
Sebelumnya, Astra International menggelontorkan dana Rp 195,53 miliar untuk menambah modal di perusahaan fintech Astra Digital Arta (ADA). Astra Digital Arta merupakan pengelola aplikasi dompet digital AstraPay.
Perusahaan yang berdiri pada 2018 itu bergerak di bidang proses transaksi pembayaran, jasa layanan pembayaran (uang elektronik), transfer dana, dan transaksi perdagangan. Korporasi ini juga aktif mengolah data, perdagangan eceran daring, dan pengelolaan situs jejaring.
Penambahan modal dilakukan melalui pengambilan 1,95 juta saham baru yang diterbitkan oleh ADA dengan nilai Rp 100 ribu per lembar.
Pembelian saham dilakukan melalui dua entitas anak usaha Grup Astra yakni, Federal International Finance (FIF) dan Sedaya Multi Investama (SMI) pada 30 Juni. SMI membeli 1,55 juta saham, sementara FIF 398.500 saham.