Tren NFT, Transaksi Kripto dan Metaverse di RI Hadapi 4 Tantangan

Fahmi Ahmad Burhan
30 Maret 2022, 18:34
kripto, nft, crypto, metaverse, teknologi
Katadata
Ilustrasi bitcoin

Perbankan hingga kampus di Indonesia mulai merambah metaverse. Transaksi kripto dan non-fungible token alias NFT juga pesat. Namun, pemerintah dinilai punya empat pekerjaan rumah (PR) dalam menghadapi tren teknologi baru.

President Director Smartfren Merza Fachys mengatakan, metaverse dan ekosistem di dalamnya seperti kripto dan NFT tidak akan laku tanpa internet. "Metaverse tidak akan berjalan. Transaksi kripto akan banyak yang rugi kalau internet lambat," katanya dalam diskusi di Selular.ID, Rabu (30/3).

Apabila ingin gencar mengadopsi teknologi seperti itu, menurutnya infrastruktur internet di Indonesia harus dibenahi.

Oleh karena itu, perlu penataan spektrum. "Sekarang operator seluler ini sedang kehausan spektrum," ujarnya.

Saat ini, pemerintah menata spektrum frekuensi, salah satunya dengan memanfaatkan saluran dari migrasi TV analog ke TV digital atau analog switch off (ASO). "Tapi ini masih kurang, masih banyak spektrum yang perlu ditata ulang. Ini butuh waktu," katanya.

Kedua, mengatasi permasalahan fiber optik. Menurutnya, operator seluler kerap kali menemui masalah izin dalam menggelar infrastruktur internet ini, terutama dari pemerintah daerah. 

"Lama prosesnya dan membutuhkan biaya yang tidak murah. Ini karena pemerintah daerah menerapkan sewa apabila kami membangun fiber optik di pinggir jalan," ujarnya.

Ketiga, aksesibilitas ke seluruh wilayah Indonesia harus terpenuhi. Saat ini, masih banyak wilayah terpencil di Indonesia yang belum tersentuh internet.

"PR ini harus diselesaikan agar orang bisa bermain di metaverse, kripto, hingga NFT di Indonesia," katanya.

CMO Pintu Timothius Martin mengatakan, metaverse, kripto, maupun NFT merupakan ekosistem yang saling terkait. Semua teknologi ini membutuhkan fondasi, salah satunya infrastruktur blockchain.

Selain itu, pekerjaan rumah keempat yang harus diselesaikan oleh pemerintah yakni regulasi. "Edukasi juga penting. Tanpa ini, banyak penipuan (scam) dan fraud," ujarnya.

Di sisi lain, beberapa sektor mulai dari perbankan hingga pendidikan gencar menggarap metaverse. Bank BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk bekerja sama dengan WIR Group menggarap metaverse.

WIR Group juga berkolaborasi dengan inkubator Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Kaya.id untuk mengembangkan teknologi metaverse pada UMKM. Kolaborasi ini memungkinkan 400 UMKM beralih ke dunia virtual.

Di sektor pendidikan, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya dan Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti mengadopsi metaverse.

Selain itu, kripto semakin diminati di Indonesia. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, jumlah investor kripto mencapai 12,4 juta per Februari. Jumlahnya melampaui pasar modal 8,1 juta.

Aktivitas jual beli NFT di Indonesia juga ramai. Ghozali Everyday misalnya, meraup miliaran rupiah berkat menjual NFT berupa foto diri (selfie). Warga Indonesia lainnya pun ramai menjual NFT berupa foto bakso hingga Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Selain itu, selebritas hingga perusahaan di Indonesia pun turut berjualan NFT. Pasangan selebriti Lesti Kejora dan Rizky Billar misalnya, meluncurkan NFT yang dapat digunakan di platform dunia virtual atau metaverse Leslar Metaverse.

Syahrini dan Luna Maya bahkan sudah meluncurkan NFT sejak tahun lalu.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...