Tanggapan Asosiasi soal KPPU Menduga Pinjol Mahasiswa Langgar Aturan

Lenny Septiani
27 Februari 2024, 12:54
pinjol, mahasiswa, kppu,
Twitter @itbfess
Akun di X membagikan gambar yang disebut banner pinjol DanaCita di Kampus ITB

Ringkasan

  • Valuasi saham di Bursa Cina dan Hong Kong telah anjlok sekitar US$6 triliun selama tiga tahun terakhir, menyebabkan kerugian yang mengerikan dan krisis kepercayaan.
  • Pelonggaran kebijakan makro konvensional Tiongkok belum sesuai harapan investor, sementara keputusan Bank Sentral Cina untuk tidak memangkas suku bunga menimbulkan kekhawatiran akan komitmen terhadap pertumbuhan jangka pendek.
  • Pemerintah Tiongkok sedang mempertimbangkan intervensi langsung melalui dana stabilisasi pasar saham senilai 2 triliun yuan untuk menopang pasar saham dan meningkatkan likuiditas.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

KPPU atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha menduga bisnis startup pinjol yang menyasar pelajar dan mahasiswa melawan hukum dan dapat mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia atau AFPI membantah hal ini.

Ketua Umum AFPI Entjik S Djafar tidak melihat adanya pelanggaran pada bisnis empat startup pinjol yang akan dipanggil oleh KPPU. Keempat penyedia layanan pinjaman online yang dimaksud yakni DanaBagus, CICIL, Edufund, dan Danacita.

“Semua bunga yang diterapkan sudah sesuai ketentuan batas maksimum yang ditetapkan oleh OJK," kata Entjik kepada Katadata.co.id, Selasa (27/2). "Bahkan rata-rata, jauh di bawah ketetapan OJK."

Menurut dia, fintech lending atau yang dikenal dengan istilah pinjol merupakan salah satu alternatif pembiayaan. Bank juga sudah mengenakan bunga melalui kartu kredit sejak puluhan tahun lalu.

“Kenapa KPPU hanya menyalahkan fintech lending,” kata Entjik. “Saya berpendapat, KPPU tidak adil dalam menerapkan persaingan usaha.”

KPPU berencana segera memanggil empat startup pinjol yang menyasar pelajar dan mahasiswa yakni DanaBagus, CICIL, Edufund, dan Danacita.

"Selain itu, mengundang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk memperoleh keterangan lebih lanjut,” kata KPPU melalui laman resmi, pekan lalu (22/2).

Keempat pinjol yang menyasar mahasiswa dan pelajar itu telah menyalurkan pembiayaan Rp 450 miliar. Sebagian besar atau 83,6% disalurkan oleh Danacita. 

KPPU menyebutkan bahwa keempat perusahaan pinjol tersebut mengenakan bunga, biaya bulanan, dan tenor pinjaman sebagaimana layaknya kredit di luar pendidikan. 

KPPU menilai penerapannya tidak sejalan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang dinilai dapat menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat.

Pekan lalu (19/2), KPPU menghadirkan 83 perguruan tinggi untuk mendalami isu penyaluran pinjaman mahasiswa atau student loan. KPPU mencatat bahwa pinjaman mahasiswa difasilitasi perguruan tinggi melalui kerja sama dengan lembaga pembiayaan daring untuk pendanaan Uang Kuliah Tunggal alias UKT.

“Khususnya bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pembayaran UKT,” kata KPPU.

Menurut KPPU, mahasiswa kurang mampu secara ekonomi semestinya mendapatkan bantuan dari pemerintah atau perguruan tinggi untuk menyelesaikan studi, bukan menggunakan pinjol. Ini berdasarkan peraturan pada UU Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 76.

"Salah satu cara pemenuhan hak, dilakukan dengan pemberian pinjaman dana tanpa bunga yang wajib dilunasi setelah lulus dan/atau memperoleh pekerjaan,” kata KPPU. 

Selain itu, KPPU menegaskan bahwa UU Nomor 12 Tahun 2012 menyatakan bahwa pinjaman dana tanpa bunga adalah pinjaman yang diterima oleh mahasiswa tanpa bunga untuk mengikuti dan/atau menyelesaikan pendidikan tinggi, dengan kewajiban membayar kembali setelah lulus dan mendapatkan pendapatan yang cukup.

Menurut KPPU, pinjol yang menyasar mahasiswa dengan mengenakan berbagai bunga atau biaya bulanan menyerupai bunga, dan tenor tertentu, diduga melawan hukum dan dapat mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat. 

KPPU menyampaikan akan melakukan penegakan hukum kepada perusahaan atau lembaga pinjol, jika dalam prosesnya terbukti menyalahi aturan dan menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat di pasar penyaluran pinjaman mahasiswa tersebut.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...