Cina Makin Tinggalkan Teknologi AS, iPhone dan Google Terkena Dampak
Cina terus menerbitkan kebijakan guna mengurangi ketergantungan terhadap teknologi Amerika selama lebih dari 10 tahun. iPhone milik Apple dan Google pun terkena dampak.
Pemerintah Cina memperluas pembatasan penggunaan iPhone. Staf di lembaga dan perusahaan yang didukung oleh Beijing tidak boleh menggunakan iPhone buatan Apple dan perangkat-perangkat asing lainnya ke tempat kerja.
Sumber Bloomberg mengatakan, beberapa perusahaan milik Beijing dan departemen pemerintah di sekitar delapan provinsi menginstruksikan para pegawai dalam satu atau dua bulan terakhir untuk mulai menggunakan HP merek lokal.
Pada September, pegawai di tiga kementerian dan lembaga pemerintah diperintahkan untuk tidak menggunakan iPhone di tempat kerja.
CNBC International melaporkan, larangan penggunaan iPhone di semua pegawai pemerintah dapat mengurangi penjualan 5% di Cina. Analis Bernstein Toni Sacconaghi menilai kebijakan itu akan menjadi ancaman besar bagi Apple.
Cina berusaha mengurangi ketergantungan pada teknologi asing. Selain membatasi penggunaan iPhone milik Apple, Beijing meminta perusahaan-perusahaan yang berafiliasi seperti bank untuk beralih ke perangkat lunak alias software lokal dan mempromosikan pembuatan cip semikonduktor dalam negeri.
Cina pun memimpin pasar cip di dunia pada 2021, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:
Selain itu, Huawei dan Xiaomi mulai meninggalkan sistem operasi atau operating system (OS) Android milik Google. Xiaomi mengumumkan OS bernama HyperOS pada Desember untuk pasar Cina.
OS itu bakal disematkan pada ponsel pintar alias smartphone yang akan dijual ke pasar global pada awal tahun depan. Gawai yang dimaksud seperti Xiaomi 14, Redmi K60 Extreme Edition, dan Xiaomi Pad 6 Max.
"HyperOS disebut-sebut memiliki ukuran firmware terkecil di industri. Ada peningkatan keamanan, kinerja, dan multitasking," demikian dikutip dari Gizmochina, akhir pekan lalu (26/10).
Selama lebih dari satu dekade, Xiaomi menggunakan MIUI untuk semua gawai. OS ini memang masih bergantung pada Android milik Google.
Kehadiran HyperOS akan mengurangi ketergantungan kepada teknologi Amerika.
Huawei juga meluncurkan OS Harmony pada Desember 2020. Hal ini karena Amerika melarang perusahaan bekerja sama dengan Huawei, termasuk Google. Alhasil, produsen gadget asal Cina ini tidak bisa menggunakan Android dan layanan Google lainnya.
Perusahaan asal Cina itu pun terus mengembangkan OS Harmony. Pada akhir September, Huawei mengklaim OS Harmony versi terbaru digunakan oleh lebih dari 60 juta pengguna. Secara keseluruhan, OS ini berjalan di lebih dari 700 juta perangkat.