Fitur Kencan Facebook Dating Batal Hadir Jelang Valentine di Eropa
Fitur kencan Facebook Dating mengalami kendala saat hendak diluncurkan jelang perayaan valentine atau hari kasih sayang di Eropa. Regulator setempat membatalkan peluncuran fitur karena khawatir dengan keamanan privasi para penggunanya.
Regulator Privasi Irlandia mengatakan, rencana awal Facebook akan merilis layanan kencan itu di Eropa pada Kamis (13/2) atau sehari sebelum valentine. Namun, regulator tidak yakin terhadap kesiapan platform besutan Mark Zuckerberg dalam memberikan perlindungan data pengguna. Apalagi kerap muncul kasus pemalsuan data dan penipuan di aplikasi kencan.
Berdasarkan aturan perlindungan data Uni Eropa, perusahaan yang hendak meluncurkan proyek atau fitur baru diminta untuk melakukan penilaian terhadap perlindungan data pengguna atau Data Protection Impact Assessment (DPIA). Dalam penilaian itu, perusahaan diminta untuk menguraikan cara mengatasi risiko keamanan privasi pengguna.
(Baca: Facebook Luncurkan Fitur Kencan di 14 Negara)
Regulator Privasi Irlandia mengatakan, Facebook tidak memberikan informasi atau dokumentasi apa pun kepada instansi terkait proses penilaian tersebut.
Seorang juru bicara Facebook mengklaim bahwa mereka telah berbagi informasi tentang perlindungan privasi fitur kencannya kepada Regulator Privasi Irlandia. Namun, perusahaan tidak mengatakan kapan fitur kencan itu diluncurkan di Eropa.
"Sangat penting bahwa kami bisa meluncurkan Facebook Dating dengan benar, sehingga kami mengambil sedikit lebih banyak waktu untuk memastikan produk tersebut siap untuk pasar Eropa," ujar juru bicara Facebook, seperti dikutip dari CNET, Kamis (13/2).
Facebook Dating merupakan fitur dalam aplikasi utama jejaring sosial yang sudah tersedia di 20 negara termasuk Amerika Serikat (AS). Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, fitur kencan ini belum hadir di Indonesia.
(Baca: Keamanan Diragukan, Pengguna WhatsApp Justru Tembus 2 Miliar)
Masalah keamanan menghantui aplikasi kencan, seperti yang terjadi pada Tinder beberapa waktu lalu. Sebanyak 70 ribu foto pengguna perempuan disebar ke forum kejahatan siber, dan di antaranya dimanfaatkan sebagai foto profil akun media sosial guna menipu orang lain alias catsifhing.
Lembaga konsumen di Norwegia juga menemukan kasus aplikasi kencan seperti Grindr dan OkCupid membocorkan data pribadi pengguna ke perusahaan teknologi periklanan. The Norwegian Consumer Council menugaskan perusahaan keamanan siber untuk menyelidiki kasus tersebut.
Hasilnya, ada 10 aplikasi yang mengumpulkan informasi pengguna yang bersifat sensitif seperti lokasi, orientasi seksual, agama dan politik, penggunaan narkoba dan lainnya. Data-data itu dikirimkan kepada 135 perusahaan pihak ketiga yang berbeda.
(Baca: 70 Ribu Foto Pengguna Tinder Perempuan Bocor di Forum Kejahatan Siber)