Noompang Tawarkan Tebengan untuk Para Pemudik Lebaran
Aplikasi yang terbentuk pada Juli 2018 itu tidak hanya menangani perjalanan Jakarta-Bandung, juga bisa ke Jawa Tengah misalnya Solo dan Yogyakarta. Saat ini mereka masih berfokus mengembangkan Noompang di Jabodetabek dan Bandung, sambil tetap melirik peluang di daerah potensial, misalnya Surabaya dan Malang.
Lalu, bagaimana soal keamanan pengguna aplikasi atas potensi kejahatan oleh pengguna lain saat perjalanan? Mirsa memastikan Noompang telah merekam data-data berupa nomor KTP, STNK hingga link sosial media yang diperlukan sebelum pengguna mendaftar di aplikasi itu.
Noompang Sediakan Layanan Antar Makanan
Tidak hanya menawarkan tumpangan, aplikasi itu menyasar sektor distribusi kuliner melalui fitur Noompang Food yang baru diluncurkan pekan pertama Mei 2019. Ini terkait banyak konsumen yang ingin menitip pembelian makanan, misalnya yang khas Bandung ke Jakarta dengan pengiriman satu hari.
Menurut Mirsa, segmen konsumen food dengan berbagi tumpangan berbeda. Jika Noompang kendaraan umumnya kalangan pekerja yang ingin praktis dan berhemat ongkos, konsumen Noompang Food adalah kalangan muda yang suka mencoba kuliner baru.
Selain makanan, Mirsa tengah melirik potensi penyewaan mobil untuk dimasukkan ke dalam aplikasi Noompang. Saat ini, Noompang bekerja sama dengan tiga agen perjalanan untuk menyediakan kursi kepada pengguna aplikasi yang telah memesan.
(Baca: Persaingan Ketat Gojek dan Grab Menjadi SuperApp)
Mirsa mengatakan melalui fitur itu, Noompang berhasrat mengambil 5 persen dari sekira 1,5 juta orang yang berpergian Jakarta ke Bandung dan sebaliknya setiap hari.
Saat ini, aplikasi yang dikembangkan dengan investasi di bawah Rp1 miliar itu telah memiliki 10 ribu pengguna dan ditargetkan bisa meningkat hingga 100 ribu pengguna pada awal tahun depan.