Tanihub, Startup Pertanian yang Disebut Jokowi dalam Debat Capres
TaniHub merupakan startup pertanian yang disebut Joko Widodo dalam debat calon presiden (capres). Saat itu, Jokowi menjawab Prabowo Subianto soal sektor pertanian Indonesia pada era Industri 4.0.
“Saya meyakini bahwa kita akan menyongsong revolusi Industri 4.0 dengan optimis. Coba kita lihat, sekarang ini produk produk petani sudah masuk ke marketplace. TaniHub coba dilihat, TaniHub sudah memasarkan produk-produk petani dari produsen langsung ke konsumen sehingga harganya bisa di-cut,” kata Jokowi, Minggu 17 Februari 2019.
Pernyataan Jokowi itu rupanya membawa berkah bagi Tanihub. Ratusan orang mengunduh aplikasi itu setelah debat. "Jadi kemungkinan besar (petani yang bergabung) akan melebihi target awal kami," kata Co-Founder dan President TaniGroup Pamitra Wineka kepada Katadata, Selasa (19/2) malam.
Ia mengatakan, perusahaannya sudah menggandeng 20 ribu petani yang tergabung dalam 1.200 kelompok di Indonesia. Tahun ini, ia menargetkan jumlah petani yang bergabung bisa mencapai 30 ribu.
(Baca: Blunder Unicorn dan Lahan Jadi Kelemahan Prabowo Gaet Swing Voters)
Dengan peningkatan jumlah pengguna, transaksi di platform TaniHub juga naik signifikan. "Yang lanjut sampai transaksi itu karena mereka memahami misi kami dan ingin membantu petani lokal juga," kata dia.
Pamitra juga menegaskan bahwa sistem TaniHub aman dan bisa memproses semua pesanan. "Kami berharap semuanya berjalan lancar supaya semakin banyak orang yang bisa menikmati hasil jerih payah petani Indonesia," ujarnya.
Adapun TaniHub merupakan marketplace yang menghubungkan petani dengan konsumen, yang merupakan pelaku bisnis seperti restoran, catering, reseller, dan lainnya. Alhasil, TaniHub memotong rantai distribusi hasil panen, yang diharapkan bisa menjaga stabilitas harga.
Tak hanya di dalam negeri, TaniHub membantu petani mengekspor hasil panen mereka. Sejak berdiri pada Agustus 2016, TaniHub sudah mengekspor produk petani ke tujuh negara seperti Arab Saudi, India, Vietnam, Singapura, dan Malaysia.
(Baca: Twitter Rekam 1,5 Juta Cuitan Terkait Debat Capres Putaran Kedua)
Tahun ini, Pamitra mengatakan bahwa perusahaannya akan fokus menggarap pasar domestik. "Kami ingin semua orang Indonesia bisa menikmati produk lokal dari petani mereka sendiri juga," kata dia.
Selain itu, layanan financial technology (fintech) pinjam-meminjam (lending) TaniFund juga akan dikembangkan. TaniFund terintegrasi dengan TaniHub di bawah Tani Group. "Supaya petani yang bagus namun unbankable, bisa mendapatkan permodalkan dari masyarakat," kata dia.
TaniFund menerapkan skema bagi hasil atas pinjaman yang diberikan kepada petani. Besarannya, 40% dari keuntungan diberikan kepada investor, 40% untuk petani, dan 20% untuk perusahaan.
(Baca: Awal Mula Istilah Unicorn dalam Debat Capres Jokowi dan Prabowo)
Dalam waktu dekat, Tani Group juga akan mengumumkan pendanaan baru. Salah satu pemberi modal adalah investor awal Gojek. Namun, Pamitra enggan menyebutkan besaran investasi yang diterima. "Dananya akan dipakai untuk ekspansi usaha dan merekrut Sumber Daya Manusia (SDM)," katanya.
Adapun Tani Group sempat memeroleh pendanaan Pra-Seri A senilai jutaan dolar Amerika Serikat (AS) pada April 2018. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan beberapa angel investor lainnya.