Ditolak Sekali, Gojek Lanjutkan Lobi Pemerintah Filipina
Penyedia layanan on-demand Gojek sudah hadir di Vietnam, Thailand, dan Singapura. Namun, di Filipina, Gojek menemui hambatan dari otoritas transportasi setempat.
Sebab, pemerintah Filipina membatasi kepemilikan saham asing untuk bisnis tertentu, termasuk transportasi, maksimal 40%. Menanggapi hal itu, Juru Bicara Gojek menegaskan bahwa perusahaannya bakal terus melobi pemerintah Filipina.
“Kami terus bekerja sama dengan Badan Pengatur Perhubungan Darat Filipina (Land Transportation Franchising and Regulatory Board/ LTFRB) dan berbagai badan pemerintahan lainnya dalam upaya kami menyediakan solusi transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat Filipina," ujar Juru Bicara Gojek kepada Katadata, Kamis (10/1).
(Baca: Regulator Filipina Tolak Kedatangan Gojek)
Ketua LTFRB Martin Delgra menyatakan, Gojek tidak memenuhi persyaratan kepemilikan modal asing untuk beroperasi di negaranya. "Jika mereka ingin banding, itu adalah pilihan mereka. Tetapi Gojek tidak memenuhi persyaratan kami," kata dia dikutip dari Reuters, Rabu (9/1).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara pun turun tangan. "Saya lobi counterpart saya di Filipina untuk buka unicorn Indonesia untuk hadir di sana. Saya pun akan terbuka," ujarnya.
Dalam negosiasinya, Rudiantara usul agar unicorn asal Filipina masuk ke Indonesia tetapi Gojek juga bisa mengaspal di sana. Salah satu unicorn yang diinginkan Rudiantara hadir di Indonesia adalah Revolution Precrafted. "Persyaratan cuma satu, perbolehkan Gojek ada di Manila, Filipina," ujarnya.
(Baca: Ekspansi Go-Jek ke Filipina Terjegal Dua Aturan )
Revolution Precrafted merupakan startup properti (proptech) yang memasok kebutuhan rumah prefabrikasi (precrafted) mewah edisi terbatas ke pasar sebagai opsi hunian berkonsep modular. Perusahaan mengklaim dapat membangun rumah dalam 2-3 bulan, dari kondisi yang ada saat ini hingga 2 tahun