Saluran Digital Bisa Menghemat 15% Anggaran Iklan
Kalangan industri nasional menyadari bahwa saluran digital bisa meningkatkan efektivitas pemasaran. Mengacu pada data McKinsey, jika targetting iklan digital yang spesifik berdasarkan data bisa menghasilkan efisiensi hingga 15% atas anggaran pemasaran.
Sejalan dengan hal itu, CEO Ada Srinivas Gattamneni menyampaikan, bahwa saluran iklan digital menciptakan lebih dari 70% peluang baru. "Digital dan data menghasilkan akuntabilitas, dan berujung pada hasil," kata dia dalam acara Re.Con Indonesia di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (22/11).
Oleh karenanya, pemasaran digital dengan analisis data yang tepat bisa meminimalisasi risiko seperti salah menyasar pasar. "Keduanya mengurangi risiko terkait budget berlebih untuk memilih agen dan vendor (pemasaran) yang salah," kata Srinivas.
Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk pun menyadari hal itu. Chief Enterprise Officer XL Axiata Kiriil Mankovski mengatakan, data membantu perusahaan menyasar pasar secara tepat, begitu pun dengan strategi pemasarannya. XL Axiata pun menggunakan media digital untuk menggaet lebih banyak konsumen.
(Baca juga: TV Masih Mendominasi, tapi Iklan Online Tumbuh Lebih Cepat)
Ia mencontohkan, XL Axiata menggunakan virtual assitant bernama Maya, dengan teknologi chatbot. XL Axiata juga bekerja sama dengan mitra yang tingkat penggunaannya (use cases) tinggi, seperti iFlix ataupun YouTube. "Kami memberikan pengalaman yang berbeda dan relevan kepada konsumen," katanya.
Hanya saja, ia mengakui keamanan dan kerahasiaan masih menjadi isu bagi perusahaan dalam mengumpulkan data. Ia memastikan, perusahannya menggunakan data umum dari pengguna, bukan personal. Data itu kemudian diolah untuk melakukan personalisasi konsumen, supaya layanannya sesuai.
CMO FWD Insurance Maika Randini pun mengakui, bahwa data sangatlah penting untuk menggaet konsumen. Apalagi, masyarakat Indonesia belum terlalu paham mengenai layanan asuransi. Maka data dan saluran pemasaran yang tepat akan membantu FWD memberikan edukasi yang sesuai dengan konsumen yang disasar.
"Data membantu kami mengumpulkan cookies (serangkaian teks dari setiap pengunjung situs yang dikumpulkan komputer), sehingga kami bisa menggaet konsumen lama (untuk menggunakan layanan secara konsisten) dan yang baru," ujar Maika.
Meski begitu, Chief of Agency and COO Ada Anurag Gupta menilai, data saja tak cukup. Perlu teknologi dan karyawan dengan kemampuan yang mumpuni untuk mengolah data, sehingga maksimal dalam memberikan referensi seputar konsumen. Teknologi itu bisa seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), internet of things (IoT), dan lain sebagainya.