Kemenaker Fasilitasi Startup dan Pekerja Digital di ‘Ruang Inovasi’
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) meresmikan ruang inovasi (innovation room), yang dibangun sejak 2017. Ruang inovasi ini berfungsi sebagai hub atau pusat ekonomi digital, karena memiliki layanan berbagi ruang kerja (coworking space) hingga memberi sertifikasi bagi pekerjanya.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri menyatakan, jumlah perusahaan rintisan (startup) mencapai 1.830 per 22 Juni 2018. Alhasil, Indonesia menjadi negara keenam dengan jumlah startup terbanyak di dunia. "Ini bisa meningkatkan (jumlah) pekerja di bidang teknologi informasi," ujarnya saat peresmian ruang inovasi di kantornya, Jakarta, Kamis (28/6).
Ruang inovasi ini mengusung enam program, yaitu pengembangan komunitas; pemasaran dan branding; riset dan pengembangan; inkubator startup; sertfikasi; serta, kolaborasi. "Ruang inovasi ini untuk memfasilitasi tumbuhnya wirausaha muda di ekonomi digital Indonesia," kata dia.
Saat ini, ada 10 startup yang tergabung dalam ruang inovasi ini. Semua startup tersebut bakal menjalani lima fase yaitu riset dan pengembangan; sosialisasi dan perekrutan; peningkatan kemampuan; sertifikasi; serta, kolaborasi. Untuk itu, pusat ini akan menjadi penghubung antara perusahaan yang ingin berkolaborasi dengan startup.
(Baca juga: Rudiantara Targetkan Unicorn Keenam dari Startup Fintech)
Berdasarkan data McKinsey, kata dia, Indonesia kekurangan 3,8 juta tenaga kerja ahli setiap tahunnya. Selisih ini harus segera dikurangi, supaya Indonesia bisa memaksimalkan manfaat dari bonus demografi terhadap perekonomian pada 2025-2030. Jika tidak, maka Indonesia akan kekurangan 57 juta tenaga kerja ahli pada 2030.
Oleh karenanya, ruang inovasi adalah salah satu solusi guna memperkecil selisih defisit tenaga ahli di Tanah Air. Sebab, melalui ruang inovasi ini Kemenaker dapat mengetahui jenis-jenis pekerjaan apa saja yang dibutuhkan di era digital ini, termasuk memenuhi standardidasi pekerjanya.
Solusi jangka pendek dan menengah lainnya adalah pendidikan vokasi. Tahun depan, pemerintah mencanangkan 1,4 juta pekerja yang berkualitas. Sekitar 1 juta di antaranya berasal dari pelatihan baik oleh pemerintah, lembaga pelatihan kerja, swasta, maupun pusat pelatihan industri. Lalu sisanya, melalui skema pemagangan yang terstruktur.
Dalam jangka panjang, memperbaiki kualitas pendidikan di Tanah Air. Salah satu kurikulum yang akan dikembangkan nantinya adalah ekonomi digital. Dengan begitu, kebutuhan tenaga kerja ahli di Indonesia bisa terpenuhi dari dalam negeri.
(Baca juga: Investor Australia Siap Buka Coworking Space Khusus Fintech)
Perwakilan Innovation Room Panca Dwinandhika menambahkan, saat ini kapasitas dari ruang inovasi hanya 10 startup. Hingga saat ini, timnya masih dalam tahap kajian ke beberapa daerah untuk mengembangkan pusat ekonomi digital serupa. "Di ruang inovasi ini, fase setiap startup berbeda-beda tergantung kebutuhannya. Jadi waktunya juga berbeda," ujar dia.
Adapun perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan ruang inovasi adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), perusahaan teknologi informasi CISCO yang mengembangkan sertifikasi networking (Cisco Certified Network Associate/CCNA), Visco Incubator, dan lain sebagainya.