Rudiantara Targetkan Unicorn Keenam dari Startup Fintech

Hari Widowati
7 Maret 2018, 15:11
Tech in Asia
Arief Kamaludin|KATADATA
Jumlah pendanaan startup hingga kuartal II-2016 mencapai Rp 2,09 triliun, atau melonjak tinggi dibandingkan kuartal sama tahun lalu sebesar Rp 68,4 miliar.

Indonesia akan memiliki unicorn keenam dari perusahaan rintisan (startup) di sektor teknologi finansial (fintech) pada 2019. Startup fintech di Indonesia diharapkan mampu menjadi besar dan memiliki kapitalisasi pasar yang signifikan sebagaimana perusahaan serupa di Tiongkok dan Amerika Serikat.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, saat ini empat dari tujuh unicorn di Asia berasal dari Indonesia, yakni Gojek Indonesia, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Unicorn adalah perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar. "Indonesia optimis unicorn keenam dari fintech. Kalau yang kelima, dari bidang lain," ujar Rudiantara, setelah meresmikan ruang kolaborasi Jenius x EV Hive di Menara BTPN, Jakarta, Rabu (7/3).

Perusahaan rintisan yang dimaksud Rudiantara adalah Modalku, yang bergerak di bidang peer to peer (P2P) lending, dengan nilai dana yang telah disalurkan lebih dari Rp 1 triliun. Modalku didirikan oleh Iwan Kurniawan, Kelvin Teo, dan Reynold Wijaya pada Januari 2016.

Rudiantara menyebutkan, di Tiongkok kapitalisasi pasar startup fintech telah mencapai US$ 100 miliar sedangkan di AS mencapai lebih dari US$ 30 miliar. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan regulasi yang memberi ruang bagi inovasi agar startup fintech terus tumbuh.

(Baca: OJK Siap Rilis Aturan Fintech Bulan Depan)

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), Bahanasemesta Citranusantara, dan EV Hive, penyedia ruang kolaborasi terbesar di Indonesia, memfasilitasi komunitas startup fintech untuk bekerja sama, berbagi pengalaman, dan mengembangkan ide-ide baru di Jenius x EV Hive Coworking Space. Bahanasemesta menjadi penyedia properti ruang kantor seluas 1.800 m2 di lantai 47 Menara BTPN, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Jenius yang merupakan platform digital BTPN menjadi mitra strategis sedangkan EV Hive sebagai pengelola menyediakan platform komunitas dan merancang ruang kolaborasi.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, BTPN sejak tiga tahun lalu mengembangkan platform digital untuk memberikan solusi finansial. "BTPN menyediakan infrastruktur platform Jenius untuk diakses oleh startup fintech sehingga bisa menghasilkan solusi layanan keuangan bagi masyarakat," kata Jerry.

(Baca: Keluarkan Investasi Besar, Bank Berlomba Buat Layanan Digital)

CEO dan Co-founder EV Hive Carlson Lau mengatakan, Jenius x EV Hive Coworking Space ini merupakan coworking space ke-17 yang dikelola EV Hive. Fasilitas yang disediakan oleh EV Hive mencakup area coworking, ruang rapat, dan 40 ruang kantor khusus. Selain itu, EV Hive dan Jenius akan menghadirkan berbagai kegiatan mulai dari perencanaan keuangan untuk perusahaan rintisan, seminar, mentoring, hingga mempertemukan startup dengan calon investor.

"Ide kolaborasi fintech di Indonesia ini muncul sejak tahun lalu. Jenius akan memperoleh manfaat positif dari komunitas bisnis rintisan yang berada di bawah payung EV Hive. Sebaliknya, para pegiat startup di EV Hive dapat belajar banyak dari inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Jenius," ujar Lau. Saat ini ada enam startup yang telah bergabung di Jenius x EV Hive Coworking Space dan hingga akhir tahun ini diperkirakan akan bertambah menjadi 20 startup.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...